Oleh : Abu
Nafisah Abdurrahman Thoyyib, Lc. hafizhahullah
Saudaraku,
ketika kita berpegang teguh dengan Islam yang murni yang berlandaskan Al-Qur’an
dan As-Sunnah Ash-Shahihah sesuai dengan pemahaman salafush shalih (sahabat,
tabi’in dan tabi’ut tabi’in) pasti kita akan diuji dengan orang-orang yang
hasad, iri, dengki, benci, dan memusuhi. Itulah sunnatullah di atas muka bumi
ini, sebagaimana yang telah Allah firmankan :
وَكَذَلِكَ جَعَلنَا لِكُلِّ
نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَـٰطِينَ ٱلإِنسِ وَٱلجِنِّ يُوحِى بَعضُهُم إِلَىٰ بَعضٍ زُخرُفَ
ٱلقَولِ غُرُورًاۚ وَلَو شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُۖ فَذَرهُم وَمَا يَفتَرُونَ
(١١٢) وَلِتَصغَىٰ إِلَيهِ أَفـِٔدَةُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤمِنُونَ بِٱلأَخِرَةِ وَلِيَرضَوهُ
وَلِيَقتَرِفُواْ مَا هُم مُّقتَرِفُونَ (١١٣)
Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya,
Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati
kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan
itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang
mereka (syaitan) kerjakan. (QS.Al-An’aam : 112-113)
Syaikh
Abdurrahman As-Sa’di berkata : Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam (diatas) untuk menghibur beliau.
Sebagaimana Kami telah menjadikan bagimu musuh-musuh yang menolak dakwahmu,
memerangi dakwahmu, dan hasad kepadamu. Inilah sunnah Kami, yaitu menjadikan
bagi setiap nabi yang Kami mengutusnya kepada manusia musuh-musuh baik dari
kalangan setan manusia dan jin. Mereka berusaha untuk menentang ajaran para
rasul.
Firman Allah
“sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan
yang indah-indah untuk menipu (manusia)”: maksudnya sebagian mereka menghiasi
untuk sebagian yang lain kebatilan yang mereka serukan. Memperindah ungkapan
hingga mereka membungkus kebatilan tersebut dengan seindah-indahnya bingkisan
(terkadang dengan wajah memelas, pura-pura menangis-pent), agar orang-orang
bodoh tertipu, orang-orang jahil yang tidak tahu duduk perkaranya dan tidak
memahami hakikat maknanya terpengaruh. Orang-orang bodoh tersebut terpengaruh
dengan ucapan-ucapan yang indah, ungkapan-ungkapan yang dihiasi. Hingga mereka pun
meyakini yang haq itu batil dan batil itu haq.
Oleh
karenanya Allah berfirman : ” Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu” maksudnya : agar
cenderung kepada ucapan yang indah tersebut, dikarenakan tidak adanya keimanan
mereka terhadap hari akhir dan tidak adanya akal mereka yang bermanfaat.
Firman Allah
“Agar mereka merasa senang dengannya” maksudnya : setelah mereka cenderung
kepada ucapan tersebut dan mereka melihat keindahan retorikanya mereka pun
senang. Dan hal itu pun dihiasi untuk mereka hingga menjadi aqidah yang kokoh
dan sifat yang melekat. Kemudian setelah itu mereka lanjutkan dengan
perbuatan-perbuatan (yang buruk). Mereka berdusta baik secara perbuatan maupun
perkataan. Dan itu merupakan kelaziman aqidah-aqidah yang buruk. Inilah keadaan
orang-orang yang tertipu dengan setan-setan dari kalangan manusia dan jin dan
yang mengikuti rayuannya.
Adapun
keadaan orang-orang yang beriman kepada hari akhirat dan orang yang berakal
sehat maka mereka tidak terpengaruh dengan ungkapan-ungkapan tersebut dan tidak
terseret oleh bujuk rayu mereka. Bahkan semangat mereka adalah untuk mengenal
hakikat segala sesuatu dan meniliti makna yang dibawa oleh para dai-dai. Jika
hakikatnya itu benar maka mereka terima dan tunduk kepadanya, meskipun
ungkapannya jelek dan retorikanya kurang pas. Jika hakikatnya batil maka mereka
menolaknya tanpa padang bulu, meskipun dibungkus dengan ucapan yang indah dan
lebih lembut dari sutra[1].
Diantara
hikmah Allah dalam menjadikan musuh-musuh bagi para nabi dan menjadikan para
pengikut bagi ahli batil yang menyeru kepadanya adalah agar Allah menguji
hamba-hamba-Nya. Agar jelas yang jujur dari yang dusta dan yang berakal dari
yang bodoh dan yang melihat dari yang buta. Dan diantara hikmahnya adalah untuk
Allah menjelaskan yang haq. Karena kebenaran itu akan bersinar terang jika
kebatilan menghadang dan memeranginya.[2]
Imam Ibnu
Al-Qayyim berkata :
ولابد لكل نعمة من حاسد ولكل حق من جاحد
ومعاند
Pasti setiap
nikmat itu ada orang yang hasad dan setiap kebenaran itu pasti ada yang
mendustakan dan menentangnya.[3]
Ketika kita
hidup dimasyarakat, kita dapati banyak orang yang mengganggap aneh sunnah Rasul Shalallahu'alaihi wa sallam. Memang ini adalah sunnatullah, namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah
ketika sunnah itu dianggap aneh oleh orang-orang yang mengaku sebagai
ahlussunnah. Ahlussunnah terasing di lingkungan ahlussunnah. Salafi terasing di
lingkungan salafi. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Maka
bersabarlah wahai salafi, dari orang-orang yang dengki, membenci, dan memusuhi
!!!
Hiburan bagi orang yang terasing.....
كَفْكِفْ دُمُوعَكَ فَالطَرِيقُ طَوِيْلُ
Usaplah air matamu, jalan masih panjang
لَا تَترُكْ الدَّمْعَ العَزِيْزَ يَسِيْلُ
Jangan biarkan air mata kemuliaan mengalir
فيِ أَوَّلِ الدَّرْبِ الطَوِيْـلِ تَحَسُّرٌ؟
Di awal perjalanan panjang ada kesedihan?!
مَاذَا عَسَاكَ- إِن اُبتُلِيْتَ-تَقُـوْلُ
Tidakkah engkau katakan jika engkau diuji
يَا أَيُّـهَا السُّـنِّي لَا تَجــزَعْ إِذَا
Wahai sunni (salafi), jangan engkau bersedih
شـُحَّ الوُجُودُ وَهَاجَمَتْكَ فُلُـولُ
Apabila orang-orang itu membenci dan menyerangmu
وَاعْلَمْ بِـأَنَّ اللهَ نَاصِـرُ عَبْــدِهِ
Ketahuilah bahwa Allah akan menolong hamba-Nya
وَلَـهُ مَقَالِيْـدُ الأُمُـوْرِ تَؤُوْلُ
Milik-Nyalah segala urusan ini dan akan kembali kepada-Nya
لَا تَجـْزَعَنَّ مِنَ العَـدُوِّ وَحِـزْبِهِ
Jangan engkau bersedih atas musuhmu dan pengikutnya
إِنَّ العَـدُوَّ بِسَعْيـِهِ مخَـْذُوْلُ
Sesungguhnya musuhmu dengan segala usahanya akan binasa
وَتَعِزَّ بِالصَـبْرِ الجَمِيْـلِ تَمَسُّكـاً
Berpegang teguhlah dengan kesabaran maka engkau akan mulia
فَلَـرُبَّمَا لَيْـلُ العَنَـاءِ يَطُوْلُ
Bisa jadi malam kegelisahan itu masih panjang
قَدْ أَجْمَعَ الوَاشُوْنَ كُلَّ مَكِيْــدَةٍ
Para pendengki telah mengumpulkan segala rencana jahatnya
طَبْـعُ اللِئَامِ إِلَى الظـَّلَامِ يَمِيْلُ
Para penjahat itu lebih suka kepada kegelapan
قَدْ
أَجْمَعُوْا حَرْبًـا بِكُلِّ وَسِيْــلَةٍ
Mereka
mengumpulkan segala daya upaya untuk memerangimu
غَدْراً..وَتَشْوِيْهُ
الكِـرَامِ سَبِيْلُ
Berbuat
curang dan memperolok orang yang mulia adalah jalan mereka
وَلَقَدْ
تُسُمُّوا بِالدِّيَانَــةِ وَالتُّقَـى
Padahal
disematkan kepada mereka gelar keagamaan dan ketakwaan
هَيْهَاتَ
مَا بَـلَغَ السَّخَاءَ بَخِيْلُ
Tapi itu
jauh, tidak mungkin orang bakhil sama dengan dermawan
رَكِبُوْا
الهَوَى حَتَّى تَشَتَّتَ سَعْيُهُـمْ
Mereka
mengikuti hawa nafsu hingga terpecah belah usaha mereka
بِدَعٌ
عَنِ الهَدْيِ القَوِيْـمِ تَحُوْلُ
Dari
petunjuk yang lurus beralih kepada bid’ah
لَا
تَعْجَـبَنَّ إِن اُبْتُلِيْـــتَ بِمِثْلِهِمْ
Jangan
engkau heran jika diuji dengan yang semisal mereka
أَوْ
يَعْتَرِيْكَ مِنَ الزَّمَـانِ ذُهُوْلُ
Atau suatu
saat engkau kaget dengan muculnya mereka !!!
فَلَرُبَّمَا
سَادَ الأُمُــوْرَ رُوَيْــبِضٌ
Bisa jadi
orang-orang bodoh itu yang berkuasa
وَلَرُبَّمَا
سـَادَ الكِــَرامَ ذَلِيْلُ
Barangkali
orang-orang hina itu yang memimpin
وَلَرُبَّمَا
اِفْتَخَرَ الجَبَـانُ بِطَعْنِـــهِ
Mungkin para
pengecut itu bangga dengan tikamannya
ظَهْرَ
الشُجاَعِ وَسَيْفُهُ مَسْـلُوْلُ
Di belakang
pemberani sedangkan pedangnya terhunus
اِصْبِرْ
عَلَى ظُلْمِ الظَلُوْمِ وَحِقْــدِهِ
Bersabarlah
atas kedzaliman orang yang dzalim dan kedengkiannya
فَلِشَمْسِ
أَيَّـامِ الطُغَـاةِ أُفُوْلُ
Matahari
orang-orang yang dzalim itu akan tenggelam
هَاهُمْ
إِذَا مَا صَارَتْ الدُّنْيـَـا لَهُمُ
Itulah
mereka jika telah menguasai dunia
بَكَتْ
الّدِيَارُ وَصَوْتُهُنَّ عَوِيْـلُ
Semua negeri
menangis dan menjerit
لَمْ
يَتْرُكُوْا أَرْضـاً بِغَيْـرِ جِنَـايَةٍ
Mereka tidak
meninggalkan sedikit pun tanah tanpa kejahatan
فِيْ
كُلِّ جُزْءٍ مُثْخَـنٌ وَقَتِيْـلُ
Setiap
jengkal tanah penuh dengan luka dan kematian
لَا
تَجْزَعَنَّ فَلَيْسَ يَبْقَـى دَائِمــاً
Jangan
engkau bersedih, karena takkan lama
ضَيْمٌ
وَدَوْرَاتُ الّزَمَــانِ دَلِيْلُ
Awan itu dan
pergantian zaman sebagai bukti
أَأَخِيَّ
صَـبْراً إِنَّ سُنَّــةَ أَحْمَـدَ
Wahai
saudaraku, bersabarlah karena sunnah Rasul
مِثْلُ
الجِبَـالِ فَحَمْلُهُـنَّ ثَقِيْـلُ
Seperti
gunung - gunung, memikulnya itu amat berat
لَا
تَرْكَنَـنَّ إِلَى الخَذُوْلِ وَقَــوْلِهِ
Jangan engkau hiraukan para pencaci dan ucapannya
فَلَرُبَّمَـا
نَشَرَ السِّقَـامَ عَلِيْــلُ
Karena orang
yang sakit (jiwa) itu yang menyebarkan penyakit (isu)
مَا
قَامَ بِالشَّرْعِ الحَنِيْفِ مُخْـــذَلٌ
Orang yang
hina tidaklah menegakkan agama yang lurus ini
أَوْ
أَبْصَرَ النُّوْرَ العَظِيْــمَ كَلِيْلُ
Dan orang
yang buta takkan bisa melihat cahaya yang terang ini
لَا
تَحْزَنَـنَّ إِن اُبْتُلِيْــتَ بِعَـاذِلٍ
Jangan
engkau bersedih jika diuji dengan orang yang mencaci
إِن
رَاحَ بِالتُّهَمِ الجُـزَافِ يَكِيْلُ
Apabila dia
membuat tuduhan keji lagi dusta
وَاصْبِرْ
عَلَى كَيْدِ الحَسُـــوْدِ فَإِنَّهُ
Bersabarlah
atas rencana jahat orang yang hasad
مَا
رَاعَ فُرْسَانَ الخَيُوْلِ صَهِيْـلُ
Tidaklah
pasukan berkuda takut dengan ringkikan kuda
تَمْضِيْ
بِنَا الأَيـَّــامُ دُوْنَ تَوَقُّـفٍ
Hari akan
terus berjalan tanpa henti
وَقَضَـــاءُ
رَبِّ العَالَمِيْنَ جَمِيْلُ[4]
Dan takdir
Rabbil ‘alamin itu indah
__________________________________________________________________________________________________
[1] Inilah
prinsip ahlussunnah wal jama’ah bahwa retorika yang indah, ucapan yang lemah
lembut bukan menjadi tolak ukur kebenaran. Namun kebenaran adalah apa yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah dengan pemahaman salafush
shaleh. Berapa banyak orang yang sesat dan menyesatkan memiliki retorika dan
ungkapan yang indah namun penuh dengan racun yang berbisa ?! Berapa banyak para
provokator yang menipu manusia dengan kata-kata yang lemah lembut dan gaya memelas
hingga memecah belah kaum muslimin ?! maka sungguh benar sabda Rasul Shalallahu'alaihi wa sallam :
إن من البيان
لسحرا
Sesungguhnya
ada sihir dalam retorika (manusia). HR.Bukhari
[2] Tafsir
Al-Karimi Ar-Rahman hal.301 oleh Syaikh Abdurrahman As-Sa’di.
[3] Miftah
Dar As-Sa’adah 2/216 oleh Imam Ibnu Al-Qayyim.
[4] Lihat
bait-bait qasidah diatas di www.salemalajmi.com
Posting Komentar