Archive for April 2015

KUNCI-KUNCI KETENANGAN DALAM ISLAM

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: KUNCI-KUNCI KETENANGAN DALAM ISLAM
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

KUNCI-KUNCI KETENANGAN al-Hasan al-Bashri rahimahullah , beliau mengatakan: عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِيْ لَا يَأْخُذُهُ غَ...

<div align="center" class="IsiISI" style="text-align: center; text-indent: 0in;">
 
KUNCI-KUNCI KETENANGAN 
 
 
<div class="IsiISI" style="margin-bottom: 2.85pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
 al-Hasan al-Bashri rahimahullah, beliau mengatakan:<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="arabhaditsISI" dir="RTL" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِيْ لَا يَأْخُذُهُ غَيْرِيْ فَاطْمَأَنَّ قَلْبِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ عَمَلِيْ لَا يَقُوْمُ بِهِ غَيْرِيْ فَاشْتَغَلْتُ بِهِ وَحْدِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ مُطَّلِعٌ عَلَيَّ فَاسْتَحْيَيْتُ أَنْ يَرَانِيْ عَاصِيًا، وَعَلِمْتُ أَنَّ الْمَوْتَ يَنْتَظِرُنِيْ فَأَعْدَدْتُ الزَادَ لِلِقَاءِ رَبِّيْ<o:p></o:p></div>
</div>
 
<div class="artiISI" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
“Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan mungkin diambil orang, maka hatiku pun selalu tenang. Aku mengetahui bahwa kewajibanku tidak mungkin ku wakilkan, maka dengannya lah diriku tersibukkan. Aku tahu bahwa Allah selalu melihat, maka aku malu tuk berbuat maksiat. Dan aku yakin bahwa kematian telah menungguku, maka aku menyiapkan bekal untuk bertemu dengan Rabbku.”</div>
<div style="text-align: center;">
 </div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlfmtOgMT_y5cMg2Kc-FkZD-Jeaw_JblvQXm5zjcGhMjKMMQVrxQ_OG2rmpG26KdSNeUH7QA1cZPOyNF0PsdMeuIc_NIXEQII9eDPIPHKPYUBs65VVxZ6P_p3-RTbQguVA-36ifzsXwu8/s1600/version4_1781_11247235554.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlfmtOgMT_y5cMg2Kc-FkZD-Jeaw_JblvQXm5zjcGhMjKMMQVrxQ_OG2rmpG26KdSNeUH7QA1cZPOyNF0PsdMeuIc_NIXEQII9eDPIPHKPYUBs65VVxZ6P_p3-RTbQguVA-36ifzsXwu8/s400/version4_1781_11247235554.jpg" width="400" /></a></div>
 </div>
<div align="center" class="IsiISI" style="text-align: center; text-indent: 0in;">
(Oleh :  Agus Suranto S.Pd.I)</div>
<div class="IsiISI">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
        Setiap
manusia pasti mendambakan ketenangan dan kebahagiaan, dan ia selalu mencari
jalan untuk mendapatkan hal tersebut. Terlebih lagi seorang muslim, dia diberi
sebuah keistimewaan oleh Allah dengan keimanan, ia tidak hanya mengharap
kebahagiaan dunia semata, namun orientasinya adalah kebahagiaan akhirat yang
kekal abadi. Hanya saja terkadang ia kebingungan, kira-kira apa kuncinya?
Apakah yang bisa membuat manusia itu mampu mendapatkan kebahagiaan dan
ketenangan jiwa? Padahal kita semua tahu bahwasanya kehidupan dunia ini
dipenuhi dengan ujian dan cobaan, ada kalanya manusia diuji dengan kefakiran,
ada pula yang diuji dengan rasa sakit, rasa sedih, ada pula manusia yang diuji
oleh Allah dengan kecintaan terhadap dunia, wanita, harta, anak-anak dan
hal-hal lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="margin-bottom: 2.85pt; text-align: justify;">
         Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas,
cobalah kita merenungkan sebuah perkataan indah yang pantas untuk ditulis
dengan tinta emas dari seorang tabi’in yang terkemuka, al-Hasan al-Bashri rahimahullah,
beliau mengatakan:<o:p></o:p></div>
<div class="arabhaditsISI" dir="RTL" style="text-align: justify;">
عَلِمْتُ
أَنَّ رِزْقِيْ لَا يَأْخُذُهُ غَيْرِيْ فَاطْمَأَنَّ قَلْبِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ عَمَلِيْ لَا يَقُوْمُ بِهِ غَيْرِيْ فَاشْتَغَلْتُ بِهِ وَحْدِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ مُطَّلِعٌ عَلَيَّ فَاسْتَحْيَيْتُ أَنْ يَرَانِيْ عَاصِيًا، وَعَلِمْتُ أَنَّ الْمَوْتَ يَنْتَظِرُنِيْ فَأَعْدَدْتُ الزَادَ لِلِقَاءِ رَبِّيْ<o:p></o:p></div>
<div class="artiISI" style="text-align: justify;">
“Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan mungkin diambil orang,
maka hatiku pun selalu tenang. Aku mengetahui bahwa kewajibanku tidak mungkin
ku wakilkan, maka dengannya lah diriku tersibukkan. Aku tahu bahwa Allah selalu
melihat, maka aku malu tuk berbuat maksiat. Dan aku yakin bahwa kematian telah
menungguku, maka aku menyiapkan bekal untuk bertemu dengan Rabbku.”<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Dari
perkataan indah ini dapat diambil beberapa faedah yang dengannya manusia dapat
membuka pintu-pintu kebahagiaan dan ketenangan:    <o:p></o:p></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" style="text-align: justify;" vspace="0">
 <tbody>
<tr>
 <td style="padding: 0in; text-align: left;" valign="top"><div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="line-height: 75%; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-linespan: 2; mso-element-wrap: auto; mso-element: dropcap-dropped; mso-height-rule: exactly; page-break-after: avoid;">
1ʅ.<o:p></o:p></div>
</div>
</td>
 </tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="text-align: justify;">
Ingatlah Bahwa Rezekimu di Tangan Allah<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
        Gemerlapnya
dunia banyak menyeret manusia ke lubang kenistaan. Betapa banyak kita saksikan
orang-orang yang menghalalkan berbagai cara hanya untuk mendapatkan dunia.
Sebagian lagi terpontang-panting mengejar dunia dan mengedepankannya dari pada
beribadah pada Rabbnya, mereka meninggalkan kewajiban-kewajiban dari Allah demi
dunia, tidak memedulikan akibat perbuatannya serta melalaikan ancaman-ancaman
al-Qur’an.<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Adapun
seorang muslim, maka dia meyakini bahwasanya rezeki itu berada di tangan Allah,
Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikannya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Seorang muslim yakin bahwa apa yang ditulis Allah baginya tidak akan
mungkin lari darinya, sehingga mereka merasa tenang dan tenteram. Allah
berfirman, yang artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
Apapun yang
mereka dapatkan adalah ketetapan Allah baginya dan itulah yang terbaik baginya.
Dengan inilah mereka selalu bahagia dan merasakan ketenangan dalam jiwa. <o:p></o:p></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" style="text-align: justify;" vspace="0">
 <tbody>
<tr>
 <td style="padding: 0in; text-align: left;" valign="top"><div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="line-height: 75%; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-linespan: 2; mso-element-wrap: auto; mso-element: dropcap-dropped; mso-height-rule: exactly; page-break-after: avoid;">
2ʅ.<o:p></o:p></div>
</div>
</td>
 </tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="text-align: justify;">
 Jangan Lupakan
Kewajibanmu <o:p></o:p></div>
</div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Allah adalah
Dzat yang telah menciptakan manusia dan Dialah yang paling mengetahui tentang
makhluknya. Tidaklah Allah mensyari’atkan sesuatu kecuali karena adanya hikmah
di balik itu semua, dan tidaklah dia melarang sesuatu kecuali karena adanya
keburukan di baliknya. Sehingga barangsiapa yang taat kepada Allah, maka pada
hakikatnya dia berada dalam keuntungan yang nyata, dan barang siapa yang
membangkang, maka ia dalam tepi jurang kehancuran. <o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
Seorang
muslim yang sejati selalu menjaga hak-hak Allah atasnya berupa salat lima
waktu, puasa Ramadhan dan hak-hak Allah yang lainnya. Seorang muslim adalah
seorang yang selalu mengingat firman Allah: “Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. al-Dzariyat:
56). “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban)?” (QS. al-Qiyamah: 36)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Ia benar-benar
mencurahkan segala daya dan upayanya untuk mengabdikan diri untuk Rabb-nya.
Dengan itulah seorang muslim merasakan tenangnya jiwa dan tenteramnya hati.
Allah berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.
an-Nahl: 97)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
         Beda halnya
dengan orang-orang yang menentang perintah Allah dan peringatannya, maka orang
yang seperti ini akan merasakan kehidupan yang sempit dan penuh kesengsaraan
baik lahir maupun batin. Bahkan Allah mengancam akan membangkitkan orang
tersebut pada hari kiamat dalam keadaan buta, sebagaimana yang tertera di dalam
surat Thaha: 124-126. <o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
Kewajiban-kewajiban
yang akan ditanyakan Allah ini tidak akan mungkin bisa diwakilkan kepada siapa
pun. Sehingga seseorang benar-benar dituntut untuk selalu menjaga hal ini demi
kebahagiaannya. <o:p></o:p></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" style="text-align: justify;" vspace="0">
 <tbody>
<tr>
 <td style="padding: 0in; text-align: left;" valign="top"><div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="line-height: 75%; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-linespan: 2; mso-element-wrap: auto; mso-element: dropcap-dropped; mso-height-rule: exactly; page-break-after: avoid;">
3ʅ.<o:p></o:p></div>
</div>
</td>
 </tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="text-align: justify;">
 Ingatlah Bahwa
Allah Selalu Melihatmu<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Inilah
penggalan ketiga dari ucapan al-Hasan al-Bashri. Dari penggalan yang ketiga ini
dapat diambil sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwasanya seorang manusia
yang selalu merasa diawasi oleh Allah, maka ia pun akan merasa malu dan selalu
menjaga dirinya. Perasaan inilah yang dikenal dengan muraqabatullah
(perasaan selalu diawasi Allah). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
yang artinya: “Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada dan Allah
Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Hadid: 4)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
         Inilah salah
satu kunci yang mampu membawa manusia pada derajat yang tinggi, karena semakin
tinggi rasa muraqabatullah seorang muslim maka ia akan selalu berusaha
untuk melaksanakan semua kewajibannya semaksimal mungkin dan selalu berusaha ikhlas,
hanya untuk mendapatkan keridaan Allah. Di sisi lain, mereka akan selalu
menjaga diri dari kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan oleh
Allah karena rasa malu yang ada pada diri mereka. Seperti halnya seorang
karyawan yang bekerja di bawah pengawasan bosnya, dia akan lebih giat dan
semangat serta berusaha keras untuk mendapatkan hal yang terbaik. Demikian pula
ia malu bila terdapat satu kesalahan saja dalam pekerjaannya. Oleh karenanya,
hendaklah setiap muslim benar-benar selalu merasa diawasi oleh Allah.<o:p></o:p></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" style="text-align: justify;" vspace="0">
 <tbody>
<tr>
 <td style="padding: 0in; text-align: left;" valign="top"><div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="line-height: 75%; mso-element-anchor-horizontal: column; mso-element-anchor-vertical: paragraph; mso-element-linespan: 2; mso-element-wrap: auto; mso-element: dropcap-dropped; mso-height-rule: exactly; page-break-after: avoid;">
4ʅ.<o:p></o:p></div>
</div>
</td>
 </tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border: none; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .75pt; mso-element: para-border-div; padding: 0in 0in 5.0pt 0in;">
<div class="subpointISI" style="text-align: justify;">
 Ingatlah Bahwa
Kematian Menantimu<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
        Termasuk dari
aqidah islam yang sangat urgen adalah keyakinan bahwa setiap yang bernyawa
pasti akan mengalami kematian. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,
kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”(QS. al-Ankabut: 57)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
      Setiap yang
bernyawa tidak akan mungkin bisa lari dari kematian ke mana pun mereka
bersembunyi. Dalam sebuah ayat disebutkan: “Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh.”(QS. an-Nisa’: 78) <o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
        Kematian
seseorang tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah semata. Tempat,
waktu dan bagaimana ajal akan menjemput, hanyalah Allah yang tahu. Tidak ada
seorang pun baik itu paranormal, dukun ataupun tukang sihir yang dapat
mengetahui hal itu. “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui
apa yang ada dalam Rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok, tiada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34) <o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
         Sehingga
ketika seseorang telah menyadari ini semua, maka ia akan selalu mencurahkan
daya dan kekuatan untuk mempersiapkan pertemuannya dengan Allah, dengan selalu
berharap mendapatkan pahala dan surga di sisi-Nya. Oleh karenanya Rasulullah
mewasiatkan kepada para sahabat dalam sebuah hadis: “Perbanyaklah mengingat
pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Ibnu Hiban dengan derajat hasan)<o:p></o:p></div>
<div class="IsiISI" style="text-align: justify;">
       Demikianlah
empat pelajaran penting yang dapat kita ambil dari wasiat al-Hasan al-Bashri
yang mana keempat hal tersebut merupakan kunci-kunci ketenangan dan kebahagiaan
hidup. Semoga kita mampu untuk mengaplikasikan wasiat emas ini.<o:p></o:p></div>
 
<div style="text-align: justify;">
 </div>

KUNCI-KUNCI KETENANGAN DALAM ISLAM

KUNCI-KUNCI KETENANGAN al-Hasan al-Bashri rahimahullah , beliau mengatakan: عَلِمْتُ أَنَّ رِزْقِيْ لَا يَأْخُذُهُ غَ...

Baca selengkapnya »

Kajian Tematik ustadz Abdullah Zain dan Tengku Wisnu

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: Kajian Tematik ustadz Abdullah Zain dan Tengku Wisnu
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

Kajian Islam: Kran Kebaikan - Teuku Wisnu - Ustadz Abdullah Zaen, MA

Kajian Tematik ustadz Abdullah Zain dan Tengku Wisnu

Kajian Islam: Kran Kebaikan - Teuku Wisnu - Ustadz Abdullah Zaen, MA

Baca selengkapnya »

TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP BERMASYARAKAT DAN KEMENANGAN DI AKHIRAT

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP BERMASYARAKAT DAN KEMENANGAN DI AKHIRAT
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ ...

<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
 
 
TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP </div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
<div style="text-align: center;">
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<o:p></o:p></div>
<div style="text-align: center;">
 </div>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">إِنَّ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">اللَّهَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَوْحَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">إِلَيَّ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَنْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">تَوَاضَعُوْا <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">حَتَّى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">لاَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَفْخَرَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٌ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">عَلَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٍ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">وَلاَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَبْغِيَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٌ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">عَلَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَد<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ٍ<o:p></o:p></div>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<div style="text-align: center;">
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan hati sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berlaku zalim atas yang lain.”</div>
<div style="text-align: center;">
 (HR. Muslim no. 2588(</div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA52ETbl0-K0EzHILVSa-g6BBR4pteybC_g1bHrcSFAWnmN_xxWhlcs9Bx0A9gVAtWcwcmf_AFbL3CVidkrJPSk9GxWxS0m96-L7LBa09zClwhuzp1K7Djv2IZrsAfrn_aBqT4ZcbNW3k/s1600/17044_image002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA52ETbl0-K0EzHILVSa-g6BBR4pteybC_g1bHrcSFAWnmN_xxWhlcs9Bx0A9gVAtWcwcmf_AFbL3CVidkrJPSk9GxWxS0m96-L7LBa09zClwhuzp1K7Djv2IZrsAfrn_aBqT4ZcbNW3k/s400/17044_image002.jpg" width="400" /></a></div>
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Setiap insan pasti ingin merasa tenang, tenteram,
dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat serta mendapatkan kemenangan di
akhirat kelak. Untuk menggapai hal itu, dibutuhkan adanya berbagai usaha. Di
antara usaha tersebut adalah hendaknya tiap individu bersifat tawadhu' atau
merendahkan diri. Dengan demikian insya Allah masyarakat akan bisa
menggapai kehidupan yang tenteram dan harmonis serta akan mendapat kemenangan
di akhirat. Lalu bagaimanakah sifat tawadhu' itu, apa saja keutamaannya dan
bagaimana dampak baiknya terhadap masyarakat?. Dalam makalah ini kami akan
mencoba menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Selamat membaca dan
mudah-mudahan bermanfaat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Islam
Memerintahkan Umatnya Untuk tawadhu' <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Islam adalah agama yang menghendaki adanya
persatuan, persaudaraan, dan sikap menghargai antar manusia. Maka dari itu
Islam mengajak umatnya kepada sifat-sifat terpuji dan melarang mereka dari sifat-sifat
tercela. Di antara sifat terpuji tersebut adalah sikap tawadhu' dan di antara
sifat tercela adalah sombong. Allah bercerita tentang nasihat Luqman kepada
anaknya, yang artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri". (QS. Luqman:18)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Allah juga berfirman (artinya): "Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang
yang beriman." (QS. As-Syu'ara': 215)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">إِنَّ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">اللَّهَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَوْحَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">إِلَيَّ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَنْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">تَوَاضَعُوْا <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">حَتَّى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">لاَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَفْخَرَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٌ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">عَلَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٍ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">وَلاَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَبْغِيَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَدٌ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">عَلَى <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَحَد<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ٍ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan
kepadaku agar kalian merendahkan hati sehingga seseorang tidak menyombongkan
diri atas yang lain dan tidak berlaku zalim atas yang lain.” (HR. Muslim no. 2588(<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Hakikat
Tawadhu'<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; unicode-bidi: embed;">
Hakikat tawadhu’
adalah tunduk kepada kebenaran dan menerimanya dari siapa pun datangnya, baik
ketika ia suka ataupun duka. Merendahkan hati di hadapan sesamanya dan tidak
menganggap dirinya berada di atas orang lain dan tidak pula merasa bahwa orang
lain yang butuh kepadanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; unicode-bidi: embed;">
Fudhail bin
‘Iyadh, seorang ulama’ terkemuka ditanya tentang tawadhu’, maka beliau
menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepadanya serta
menerimanya dari siapa pun yang mengucapkannya.” (Ibnul Qayyim, Madarijus
Salikin, Beirut: Darul Kutub al-Araby, jilid 2 hal. 314)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Tawadhu’
yang dilarang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; unicode-bidi: embed;">
Bersikap tawadhu’ bukan berarti menghinakan
diri di hadapan orang lain. Karena tawadhu’ adalah sikap yang tumbuh dari
keilmuan seseorang terhadap Allah, nama-namaNya, sifat-sifatNya serta dari rasa
pengagungan dan kecintaan kepada-Nya. Yang dengan hal itu seseorang bisa paham
akan dirinya dan kelemahan-kelemahannya hingga tumbuh sikap tawadhu’, yakni
ketundukan hati kepada Allah dan sikap lemah lembut serta kasih sayang terhadap
orang lain. Tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain tapi menganggap
orang lain lebih utama darinya. Sikap ini hanya Allah berikan kepada
orang-orang yang ia cintai dan muliakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in; unicode-bidi: embed;">
Adapun sikap rendah diri adalah pengorbanan
diri demi meraih kenikmatan syahwat belaka. Seperti ketawadhuan orang-orang
rendahan dalam mendapatkan kenikmatan dunia semata. Seperti tawadhu’nya orang
yang mengharapkan jatah duniawi dari orang lain. Hal semacam ini bukanlah tawadhu’
yang dicintai Allah. (Maushu'ah Nadhrotunna'im fi Makarimi Akhlak ar-Rasul al-Karim,
Darul Wasilah, jilid 4 hal. 1256)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Keutamaan-keutamaan
Tawadhu’<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Sebagaimana sifat terpuji lainnya, tawadhu’
juga memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah sebagai berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; unicode-bidi: embed;">
1.      
Tawadhu’ merupakan
ciri khusus orang beriman<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Allah berfirman, yang artinya: "Hai orang-orang
yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan
yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela." (QS. Al-Maidah:
54)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Dalam menafsirkan ayat di atas, Ibnu Katsir
berkata: "Inilah sifat-sifat orang beriman, yaitu dengan bersikap tawadhu’
kepada saudaranya seiman, dan bersikap keras kepada musuhnya, sebagaimana
firman Allah:</div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka." (QS. Al-Fath: 29) (Ibnu
Katsir, Tafsir al-Qur an al-'Azhim, Riyadh: Maktabah Darus Salam, jilid
4 hal. 260)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; unicode-bidi: embed;">
2.      
Orang yang
bersifat tawadhu’ akan diangkat derajatnya oleh Allah dan dicintai manusia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Sebagian orang tidak mau bersikap tawadhu'
karena beranggapan bahwa dengan bertawadhu’ akan menurunkan martabatnya di hadapan
manusia hingga menjadikannya dibenci dan dijauhi oleh manusia. Ini adalah
anggapan yang keliru atau mungkin anggapan seperti ini hanyalah alasan yang
digunakan oleh orang-orang sombong dalam membenarkan kesombongannya. Karena
sesungguhnya dengan bersikap tawadhu’, seseorang akan bertambah martabat dan
wibawanya. Nabi bersabda: "dan tidaklah seseorang bertawadhu’ karena
Allah melainkan Allah akan meninggikannya." (HR. Muslim no. 2588)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Tidak diragukan lagi bahwa orang yang Allah
angkat derajatnya, pasti akan dicintai manusia. Karena Allah meninggikannya di
hati mereka. Seorang Arab pernah menasihati Anaknya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">أَلِنْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">جَانِبَكَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">لِقَوْمِكَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يُحِبُّوْكَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">وَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">تَوَاضَعْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">لَهُمْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَرْفَعُوْكَ...<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Berlemah
lemah lembutlah kepada kaummu niscaya mereka akan mencintaimu, dan rendahkanlah
hati terhadap mereka niscaya mereka akan mengangkat derajatmu…" (Kitab
Adab, Silsilah al-Lughah al-Arabiyah, Universitas Muhammad Ibn Suud
al-Islamiyah, jilid 4 hal 33)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; unicode-bidi: embed;">
3.      
Orang yang
tawadhu’ akan masuk surga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in; unicode-bidi: embed;">
Sikap tawadhu’ yang menumbuhkan akhlak-akhlak baik
terhadap Allah dan makhluk-Nya, akan menjauhkan pelakunya dari sikap sombong
dan angkuh yang menyebabkan seseorang terjatuh ke lembah neraka. Dengan
demikian seseorang akan bisa masuk ke dalam surga. Allah berfirman: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang
tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi."
(QS. Al-Qashash: 83). Imam Qurthuby mengatakan: yang dimaksud dengan Negeri
akhirat pada ayat ini adalah surga. (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, Darul
Kutub Al-Misriyah. jilid 6 hal 220.)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">لاَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">يَدْخُلُ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">الجنَّةَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">مَنْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">كَانَ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">فِيْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">قَلْبِهِ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">مِثْقَالُ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ذَرَّةٍ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">مِنْ <span lang="AR-SA" style="color: red; font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 11.5pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">كِبْرٍ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Artinya:
"tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau
hanya sebutir atom" (HR. Muslim no. 91) <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
Pengaruh
Tawadhu’ Terhadap Keharmonisan Hidup Bermasyarakat<o:p></o:p></div>
 
<div class="MsoListParagraph" dir="LTR" style="direction: ltr; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt; unicode-bidi: embed;">
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa
sikap tawadhu’ sangat berpengaruh terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat.
Tidak hanya itu, ternyata tawadhu’ juga bisa menyebabkan seseorang meraih
kemenangan yakni masuk surga. Maka dari itu marilah kita berusaha untuk
bersikap tawadhu’ dan tidak sombong. Sehingga dengan demikian kita bisa
menggapai keharmonisan dalam hidup bermasyarakat dan bisa meraih surga-Nya. Amin
ya Rabbal 'Alamin. 
<div style="text-align: left;">
Oleh: Slamet Nur Raharjo S.Pd.I</div>
</div>

TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP BERMASYARAKAT DAN KEMENANGAN DI AKHIRAT

TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ ...

Baca selengkapnya »

Tinggalkanlah yang meragukan

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: Tinggalkanlah yang meragukan
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

Tinggalkanlah yang meragukan

Tinggalkanlah yang meragukan

Tinggalkanlah yang meragukan

Baca selengkapnya »

Pendidikan Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: Pendidikan Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

P endidika n Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah (Oleh: Abu Ahmad Mustakim al-Lampunjy) Sesungguhnya pendidikan islamiyah...

<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Pendidikan Islamiyah melahirkan
generasi shalih dan shalihah 
 
(Oleh: Abu Ahmad Mustakim al-Lampunjy)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
Sesungguhnya pendidikan islamiyah adalah suatu
pekerjaan yang berat dan usaha yang membutuhkan banyak waktu. Dia merupakan hal
yang sangat penting dari awal diciptakannya manusia sampai sekarang, bahkan
pendidikan islamiyah adalah suatu amalan yang afdhol (utama). Terlebih
dari itu, pendidikan islamiyah adalah pendidikan asasi yang wajib di tanamkan
dalam setiap jiwa muslim. Pendidikan islamiyah adalah suatu amalan yang
digeluti dan diajarkan oleh Salaful Ummah dari generasi ke generasi sampai zaman ini. Sehingga tidak
sedikit dari didikan mereka yang menjadi generasi terbaik dalam berjuang
dijalan Allah Ta’ala. Berbeda dengan kaum muslimin zaman sekarang, di mana
sebagian orang tuanya tidak mengerti dan tidak memperhatikan keadaan pendidikan
anaknya, sehingga betapa banyak kita dapati anak-anak kaum muslimin yang tidak
mengetahui hukum-hukum, adab, akhlak Islamiy, Wanauzu billah. Maka dalam
tulisan ini akan dijelaskan secara ringkas tentang anjuran dan trik bagaimana
cara mendidik anak menjadi generasi shalih dan shalihah. Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Syaikh
Abdurrahman Aayid  dalam kitapnya Tarbiyatul aulad ala al-Aadab as-Syar’iyah, hal.
5-14.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Anjuran
Mendidik Anak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
Sesungguhnya Islam sangat menganjurkan kedua orang tua untuk mendidik anak-anaknya
dan berusaha melindungi mereka dari api neraka, Allah Ta’ala berfirman:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Wahai
orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka.” (QS. at-Tahrim [66]: 6)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Allah ’A zza wa Jalla berfirman: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
وَأْمُرْ
أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْها<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thoha
[20]: 132)<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adapun dalil dari Sunah, Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam  bersabda:<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
الرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ
بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى
أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا، وَوَلَدِهِ وَهِيَ
مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Seorang
laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Dan seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suami dan anak-anaknya,
dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinanya.” (HR. Bukhari 7138)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
Dahulu para ulama salaf sangat semangat dan antusias sekali
dalam mendidik anak-anaknya, mereka pun mencarikan pendidik khusus untuk
anak-anaknya. Dari sini tidak diragukan lagi bahwasanya pendidikan itu memiliki
pengaruh yang besar dalam memperbaiki budi pekerti anak; anak-anak itupun pada
asalnya dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian barulah datang peran
pendidikan yang bisa menjaga atau merusak kefitrahannya. Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam  bersabda:<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
كُلُّ مَوْلُودٍ
يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Setiap anak
Adam  itu dilahirkan di atas fitrah
(Tauhid), maka bapaknyalah yang menjadikan anaknya beragama yahudi atau Nasroni
atau Majusi” (HR. Bukhari 1385)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
Maka anak kecil itu adalah sebuah amanah bagi orang tuanya. Apabila orang
tuanya mengajarkan kebaikan maka anaknya akan mengikuti kebaikan, dan apabila orang
tuanya membiasakan mengajari kejelekan maka anaknya pun akan mengikutinya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bagaimana Mendidik Anak menjadi shalih dan shalihah?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
1.      
Memilih
istri yang shalihah dan suami yang shalih<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 22.5pt;">
Memilih istri shalihah atau suami shalih adalah satu trik
atau tata cara yang pertama untuk mendapatkan pendidikan yang Salimah
(selamat), sebagaimana kita ketahui dalam sabda Nabi shalallahu’alaihiwassalam:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
إِذَا أَتَاكُمْ
مَنْ تَرْضَوْنَ خُلُقُهُ وَدِيْنُهُ فَزَوِّجُوْهُ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Apabila
datang kepada kalian seseorang yang diridhai akhlak dan agamanya, maka
nikahkanlah” (HR. Tirmizi 201, dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam as-Shahihah
no. 1022)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kemudian
Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam sabda:<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
فَاظْفَرْ
بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Pilihlah
wanita yang bagus agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari
5066, Muslim 1400)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
2.      
Berdoa,
agar Allah memberikan rezeki keturunan yang shalih<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
Yaitu Senantiasa berdoa kepada Allah sebelum diberi rezeki anak, dengan
mengucapkan:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
رَبَّنا هَبْ
لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا
لِلْمُتَّقِينَ إِماماً<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Wahai Rab kami, anugrahkanlah kepada
kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.
aL-Furqon [25]: 74)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
3.      
Mengucapkan
“Bismillah” dan berdoa<span dir="RTL" lang="IN" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> sebelum bejima’ <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
Hal ini
berdasarkan hadis Nabi shalallahu’alaihiwassalam:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 4.5pt; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ
أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ، فَقَالَ: بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ
بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify;">
“Apabila salah
seorang kalian mendatangi istrinya, hendaknya dia mengucapkan: Dengan menyebut
nama Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang
engkau karuniakan kepada kami. Maka apabila Allah menetapkan lahirnya seorang
dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakan
selama-lamanya.” (HR. Bukhari 3271, Muslim 1434)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
4.      
Menanamkan
aqidah dan iman pada jiwa anak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Yaitu dengan mengajarinya tentang rukun-rukun iman dan
islam, mengimani perkara-perkara gaib seperti adanya nikmat dan azab kubur,
begitu pula mengimani adanya Surga dan Neraka. Demikian juga menumbuhkan muraqobatullah
(merasa diawasi) oleh Allah subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana nasihat
Lukman kepada anaknya:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify;">
"Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha Mengetahui” (QS. Luqman [31]: 16)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Direalisasikan dengan menumbuhkan kecintaan dan rasa
takut kepada Allah Ta’ala, yaitu dengan mengingatkan berbagai kenikmatan-kenikmatan
yang diberikan Allah serta menakut-nakuti akan pedihnya azab Allah. Membiasakan
amalan-amalan shalih, yaitu dengan mengajarkan Sholat, al-Qur’an, dan dzikir-dzikir
syar’i. Membacakan sebagian ayat-ayat atau hadits tentang ancaman atau anjuran. Mendaftarkan mereka dalam
Sebuah halaqoh dari halaqoh Qur’an. Serta menemaninya berziarah kubur dan menjenguk
orang sakit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
5.      
Menanamkan
akhlak yang terpuji pada jiwa anak<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Yaitu dengan mendidiknya untuk selalu jujur, amanah,
istikomah, mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi,
membantu masyarakat, memuliakan tamu dan sifat-sifat yang lainnya semisal dari
itu. Di samping itu mendidiknya untuk menjauhi akhlak-akhlak tercela seperti;
dusta, mencela, dan perkataan-perkataan jorok.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
6.      
Mendidik
mereka untuk memperhatikan hak-hak orang lain<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
 Terutama mendidik
mereka untuk memperhatikan hak-hak kedua orang tua, yaitu tidak berjalan di
depan keduanya, tidak memanggil keduanya dengan nama-nama yang tidak layak (tanpa
memanggil dengan panggilan “Umi” atau “Abi”), tidak
mendahului duduk sebelum keduanya duduk, tidak menolak nasehat-nasehatnya,
tidak menyelisihi perintahnya, tidak memulai makan sebelum keduanya makan, tidak
mengangkat suara di depan keduanya, tidak keluar rumah kecuali dengan izinnya,
tidak memotong pembicaraannya ketika berbicara dengan orang lain, tidak gaduh
sampai mengganggu tidurnya, memenuhi panggilan keduanya dengan cepat, dan
selain dari itu semuanya dari adab-adab terhadap kedua orang tua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
7.      
Mendidik
mereka agar senantiasa memperhatikan adab-adab terhadap masyarakat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Yaitu menjaga adab makan, salam, meminta izin, duduk,
berbicara, bergaul dengan masyarakat dan segala hal yang menyangkut adab-adab
bermasyarakat yang baik. Serta mengajarkan mereka untuk melakukan amar
ma’ruf nahi munkar; dengan didasari menghilangkan sifat pengecut dan takut.
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 4.5pt; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
Inilah beberapa penjelasan singkat mengenai usaha atau
trik pendidikan Islamiyah terhadap anak, agar menghasilkan anak shalih dan
shalihah, mudah-mudahan bermanfaat. Wallahu’alam. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 </div>
 
<div class="MsoNormal">
 </div>

Pendidikan Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah

P endidika n Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah (Oleh: Abu Ahmad Mustakim al-Lampunjy) Sesungguhnya pendidikan islamiyah...

Baca selengkapnya »

MENUAI WARISAN PARA NABI

USLUB BAHASA ARAB

Link Author

Title: MENUAI WARISAN PARA NABI
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:

MENUAI WARISAN PARA NABI (Oleh : Abu Haura al-Barbasyi) Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda: الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ...

<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
MENUAI WARISAN PARA NABI<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
(Oleh : Abu Haura al-Barbasyi)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda:<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَالأَنْبِيَاءُ لَمْ يُوَرِّْثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، <o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّْ وَافِرٍ.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, dan para
nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu,
maka barang siapa mengambilnya niscaya telah mengambil keuntungan yang banyak. <o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
(HR. Abu Dawud, no. 3641,
Ibnu Majah, no. 223, at-Tirmidzi, no. 2682)<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Seandainya kita mendapatkan harta warisan dari orang tua,
tentu kita akan merasa gembira karena telah mendapatkan harta tanpa bekerja.
Lantas, bagaimanakah bila kita mendapatkan warisan terbesar yang dijanjikan
Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam kepada umatnya, tentu saja kita akan jauh lebih bahagia.
Karena warisan tersebut akan membawa kita kepada jalan Allah ta’ala.
Ketahuilah, warisan tersebut adalah ilmu agama. Hendaklah setiap muslim
mencarinya, agar dapat bahagia hidup di dunia dan di akhirat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
PENGERTIAN ILMU<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Secara bahasa al-ilmu adalah lawan dari al-jahlu,
artinya mengetahui sesuatu dengan pasti sesuai dengan hakekatnya. Sedangkan
secara istilah, sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu adalah al-ma’rifah
(pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahlu (kebodohan). Menurut ulama
yang lainnya, ilmu terlalu jelas untuk didefinisikan. Adapun ilmu yang kita
maksud di sini adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang diturunkan Allah kepada
Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam yang berupa penjelasan dan
petunjuk. Jadi, ilmu yang terkandung di dalamnya sanjungan dan pujian adalah
ilmu wahyu, yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah ta’ala. (Kitabul
‘ilmi, Syaikh al-‘Utsaimin, hal. 11)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
ILMU YANG HARUS DICARI<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ilmu yang diperhatikan manusia ada dua: ilmu dunia dan
ilmu agama. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ilmu dunia Allah berikan kepada orang yang disukai dan
yang tidak disukai oleh-Nya. Sedangkan ilmu agama tidaklah Allah berikan
kecuali kepada orang yang dicintai-Nya. (ad-Durus al-‘Ilmiyah al-‘Ammah, Asyrof
bin Kamal, hal. 55-56)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Inilah di antara makna hadits Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Barang siapa yang dikehendaki kebaikan, maka Allah akan
pahamkan dia dalam urusan agama. (HR.
Bukhori)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Dan juga makna hadist Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Quran dan
mengajarkannya. (HR. Bukhori, no. 4739,
dll)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Oleh karena itu, ilmu yang dimaksud dalam al-Quran dan
Hadits adalah ilmu agama, bukan ilmu dunia. Hendaklah ilmu agama senantiasa
dicari oleh manusia. Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutkan dalam Qoshidah Nuniyyahnya:<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
الْعِلْمُ قَالَ
الله وَقَالَ رَسُوْلُهُ           قَالَ
الصَّحَابَةُ هُمْ أُوْلُوْ الْعِرْفَانِ<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ilmu adalah firman Allah dan sabda Rasulullah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Serta perkataan shahabat,
merekalah pemilik pengetahuan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
KEUTAMAAN ILMU SYAR’I<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin v berkata dalam kitabnya Kitabul
‘ilmi  (hal. 15-18) beberapa
keutamaaan menuntut ilmu agama, antara lain:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
1.      Ilmu agama adalah warisan para nabi. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ilmu agama merupakan warisan yang lebih mulia dan lebih
berharga dari segala macam warisan. Sebagaimana yang dijelaskan pada hadits di
atas. (hal. 1)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
2.     
Ilmu
akan tetap kekal meskipun pemiliknya telah meninggal dunia, beda halnya dengan
harta yang menjadi rebutan manusia pasti akan sirna.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Kita tentu mengenal Abu Hurairoh radhiyallahu anhu, sahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam yang terkenal dengan
gudangnya periwayatan. Walaupun beliau termasuk kaum yang papa, hartanya telah
sirna, akan tetapi ilmunya tak pernah sirna, kita semua masih tetap membacanya.
Inilah buah seperti yang tersebut dalam hadis Rasulullah: “ Jika manusia
meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 perkara: shodaqoh
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendoakan orang tuanya “
(HR. Muslim 1631, At-Tirmidzi 2880, An-Nasai 3651, Ibnu Majah 242, Ahmad 8627)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
3.      Ilmu tidak menyusahkan pemiliknya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Orang berilmu tidak membutuhkan gedung yang tinggi dan
besar untuk meletakannya, cukup disimpan dalam dada dan kepala. Bahkan ilmu itu
akan menjaga pemiliknya sehingga memberi rasa aman dan nyaman. Lain halnya
dengan harta yang semakin bertumpuk, semakin susah pula mencari tempat
menyimpannya, belum lagi harus menjaganya dengan susah payah bahkan bisa
menggelisahkan pemiliknya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
4.      Ilmu mengantarkan manusia untuk menjadi saksi
atas kebenaran dan keesaan Allah. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Allah ta’ala berfirman:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang
yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. (QS. Ali Imron: 18)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Apakah Allah ta’ala mengatakan orang-orang yang
berharta? Tidak, akan tetapi Allah berkata, yang menegakan keadilan adalah
orang-orang yang berilmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
5.     
Para
ulama merupakan golongan petinggi kehidupan yang Allah perintahkan untuk
menaatinya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Allah azza wa jalla berfirman:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS. an-Nisa`: 59)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ulil amri
disini mencakup pemimpin dan ulama. Ulama berkewajiban menjelaskan dengan
gamblang syariat Allah dan mengajak manusia ke jalan Allah. Sedangkan kewajiban
pemimpin adalah menjalankan syariat dan mengharuskan manusia untuk
menegakannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
6.     
Para
ulama, mereka itulah yang tetap tegar dalam mewujudkan syariat Allah sampai
datangnya hari kiamat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Hal ini berdasarkan hadis dari Mu’awiyah radhiyallahu anhu bahwa beliau berkata: Aku
mendengar Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda: Umat ini akan senantiasa tegak di atas
perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi
mereka sampai datang keputusan Allah. (HR. Bukhori, no. 71, Muslim, no.
1037)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Imam Ahmad mengatakan: Jika mereka bukan Ahlul Hadits
maka aku tidak tahu siapa mereka itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
7.      Rasulullah n tidak
membolehkan seseorang hasad/dengki terhadap nikmat yang telah Allah ta’ala
berikan kepada manusia, kecuali dalam dua perkara:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 3.3pt; text-align: justify; text-indent: 32.7pt;">
Pertama,
orang yang menuntut ilmu dan mengamalkannya. Kedua, seorang pedagang
yang hartanya diinfakan dijalan islam. (HR. Bukhori & Muslim)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
8.      Ilmu adalah jalan menuju surga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda:</div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
niscaya Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim, no. 2699)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
9.     
Ilmu
merupakan pertanda kebaikan seorang hamba. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Tidaklah akan menjadi baik kecuali orang yang berilmu,
sekalipun bukan jaminan mutlak orang 
yang mengaku punya ilmu mesti baik. Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
 </div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
مَنْ يُرِدِ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan
ia dalam masalah agama. (HR. Bukhori, no. 71,
Muslim, 1037)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
10.  Ilmu adalah cahaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ilmu menerangi kehidupan seorang hamba sehingga dia tahu
bagaimana  beribadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan para hamba Allah, sehingga di akan selalu berjalan di dunia
ini di atas ilmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
11. 
Orang
yang berilmu adalah cahaya bagi manusia lainnya. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Dengan perantara orang berilmu manusia bisa mendapat
petunjuk jalan dalam kehidupannya. Saudara sekalian tentunya ingat sebuah kisah
seorang pembunuh yang menghabisi 100 nyawa. (HR. Bukhori, no. 3470, Muslim, no.
2766). <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Dia bunuh juga seorang ahli ibadah sebagai korban yang ke
100, karena jawaban bodoh darinya yang mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi
pintu taubat bagi pembunuh nyawa manusia. Akhirnya ia datang kepada orang yang
berilmu, dan disana ia mendapatkan jalan taubat. Dia pun mendapatkan penerangan
bagi jalan hidupnya. Lihatlah, wahai saudaraku, perbedaan yang sangat jauh
antara orang yang bodoh dan berilmu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
12. 
Allah
akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu di dunia dan di akhirat. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Di dunia Allah ta’ala akan angkat derajatnya di
tengah-tengah umat manusia sesuai dengan tingkat amal yang ia tegakkan.
Sedangkan di akhirat Allah akan angkat derajatnya sesuai dengan derajat ilmu
yang telah diamalkan dan didakwahkannya. Allah berfirman: <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-Mujadilah: 11)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Itulah diantara keutamaan menuntut ilmu yang akan didapat
oleh pemiliknya. Maka, hendaknya sebagai seorang muslim, kita meminta tambahan
ilmu kepada Allah ta’ala sebagaimana Rasulullah n telah memintanya. Allah ta’ala berfirman:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
 </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan katakanlah: Wahai Robb-Ku tambahkanlah ilmu kepadaku.
(QS. Thoha: 114) []<o:p></o:p></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
 </div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
 </div>
 
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
 (Buletin al-Iman STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya Edisi ke-02)</div>

MENUAI WARISAN PARA NABI

MENUAI WARISAN PARA NABI (Oleh : Abu Haura al-Barbasyi) Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam bersabda: الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ...

Baca selengkapnya »

Dakwah Sunnah Raman Utara

KUNCI-KUNCI KETENANGAN DALAM ISLAM

Kajian Tematik ustadz Abdullah Zain dan Tengku Wisnu

TAWADHU’ KUNCI KEHARMONISAN HIDUP BERMASYARAKAT DAN KEMENANGAN DI AKHIRAT

Tinggalkanlah yang meragukan

Pendidikan Islamiyah melahirkan generasi shalih dan shalihah

MENUAI WARISAN PARA NABI

Radio Sunnah

Formulir Kontak