USLUB BAHASA ARAB USLUB BAHASA ARAB Author
Title: MENGENAL DAKWAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Author: USLUB BAHASA ARAB
Rating 5 of 5 Des:
MENGENAL DAKWAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH Oleh : Abu Farros Muhammad al-Lampungi Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah  S...

MENGENAL DAKWAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH




Oleh : Abu Farros Muhammad al-Lampungi

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menjaga serta menjamin eksistensi dan kesempurnaan agama-Nya hingga akhir kehidupan manusia, melalui para pewaris nabi-Nya yang senantiasa membela, menyebarkan serta mengorbankan diri dan hartanya dalam rangka menolong agama-Nya. Maka ini adalah nikmat yang besar lagi agung yang hendaknya setiap muslim sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh-Nya. Rasul-Nyashallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan tentang mereka yang senantiasa berjuang menegakkan agama-Nya dalam sabdanya:
لا تَزًالُ طَائفَةٌ مِنْ أمتِيْ ظَاهِرِبنَ عَلَى الحَقِّ، لَا يَضُرهُمْ مَنْ خَذلَهُمْ، حَتَى يَأْتِىَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Senantiasa ada segolongan dari umatku yang nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina mereka, sampai datang perkara Allah (hari kiamat) dan mereka tetap istiqomah di atasnya.” (HR. Muslim 1920)
Lalu, siapakah mereka yang dimaksudkan rasul dalam sabdanya tersebut?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَا أناَ عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ                          
“Yang mereka berada pada apa yang aku dan sahabat-sahabatku berasa di atasnya”. (HR. at-Tirmidzi 2641, hadits hasan sebagaimana dalam Shahihul Jami’ 5343 karya Syaikh al-Albani) Dan dalam riwayat lain dikatakan: “al-Jama’ah”. Yakni Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
·         Definisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah
        
      Sebagaimana yang dikatakan oleh syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al Jibrin hafidzahullah bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah: mereka para sahabat rasulullah dan orang-orang yang mengikuti ajaran mereka dengan baik sampai hari kiamat. Dan mereka adalah orang-orang yang senantiasa berpegang teguh dengan akidah yang shahihah yang mana rasulullah dan para sahabatnya berada di atasnya, yakni akidah yang bersih dari kotoran serta noda-noda bid’ah dan khurafat. (Tahdzib Tashil al-Aqidah al-Islamiyyah)
Dinamakan ahlus sunnah adalah dikarenakan pengamalan mereka terhadap konsekuensi sunnah nabi yang merupakan penjelas al-Qur’an, dan dinamakan al-Jama’ah adalah dikarenakan mereka berkumpul atau bersatu di atas ittiba’ kepada sunnah nabi dan pada kesepakatan para pendahulu umat ini yang shaleh, dan sungguh mereka telah berkumpul atau bersatu di atas kebenaran dan di atas akidah Islam yang bersih dari kotoran serta noda-noda. Selain itu rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga menamakan mereka sebagai ‘al-Firqah an-Najiyah’ yakni kelompok yang diselamatkan, yang ittiba’ kepada sunnah nabi dan metode para sahabatnya, dan mereka itulah yang dinamakan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (Tahdzib Tashil al-Aqidah al-Islamiyyah)
·         Ciri dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Berikut ini adalah beberapa ciri dari dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah:
1.       Menyeru kepada Tauhid dan menjauhi kesyirikan
Dan ini adalah hakikat dakwah seluruh para rasul dari Nuh ‘alaihissalam hingga nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni berdakwah untuk menyeru umat agar mentauhidkan Allah dalam ibadah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Bukan dakwah politik, organisasi, atau kepentingan-kepentingan selainnya.
Berkata syaikh Abdul Malik Ahmad Ramadhani hafidzahullah dalam kitabnya Sittu Duror min Ushuli Ahli al-Atsar: mengikhlaskan agama hanya untuk Allah adalah asas agama dan kutub tempat berputarnya, dan itu adalah tauhid yang dengannya Allah mengutus para rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya, dan para Nabi-Nya ‘alaihimus shalatu wassalam untuk berdakwah kepadanya. Di atas tauhidlah mereka berjihad, dengannyalah mereka memerintah dan untuknyalah mereka sangat berambisi dan bersemangat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Sesunguhnya kami menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (QS. Az-Zumar [39]: 2-3)
Dan dalam ayat lain Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut.” (QS. An-Nahl [16]: 36)
2.       Mengajak umat untuk kembali kepada al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah
Al-Qur’an dan sunnah adalah sumber hukum Islam, yang mana Islam tidak akan tegak melainkan dengan eksistensi keduanya. Seseorang tidak akan dapat meraih keselamatan di dalam kehidupannya di dunia dan juga di akhirat kelak melainkan dengan senantiasa berpegang teguh di atas keduanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang mana kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya, yakni al-Qur’an dan sunnah nabinya.” (HR. Imam Malik 3338, hadits hasan sebagaimana dalam Miskatul Mashabih 186 karya Syaikh al-Albani)
Syaikh Abdul Malik hafidzahullah juga berkata: “Sesungguhnya yang kaum muslimin tidak berbeda pendapat di dalamnya sejak dahulu maupun sekarang adalah bahwa jalan yang Rabb kita telah meridhainya bagi kita adalah jalan al-Kitab dan Sunnah, kepadanyalah mereka (kaum muslimin) datang dan darinyalah mereka melangkah. Dan sesungguhnya perselisihan yang terjadi di antara mereka adalah dalam hal perbedaan segi pengambilan hukum saja dari keduanya... Akan tetapi yang menjadikan kelompok-kelompok di dalam islam menyimpang (setelah zaman salaf) dari jalan yang benar adalah kelalaian mereka terhadap rukun yang ketiga, yang dengannya datang pelengkap bagi kedua wahyu tersebut secara bersama-sama, yakni pemahaman as-Salaf as-Shalih terhadap al-Qur’an dan Sunnah.” (Sittu Duror min Ushuli Ahli al-Atsar)
3.       Membina umat dengan ajaran Islam yang benar dan beramal dengannya
Dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah selalu mengajak dan membina umat untuk hidup di bawah naungan Islam, dengan menghidupkan metode ilmiah dalam beramal yakni berdasar pada dalil baik al-Qur’an maupun sunnah dan dengan pemahaman Salaful Ummah yakni para sahabat dan yang mengikuti metode beragama mereka dengan baik sampai hari kiamat. Bukan dengan akal pikiran semata, perasaan atau intuisi, taklid buta, adat istiadat, dan lain sebagainya. Karena jalan islam sangatlah terang, yang malamnya bagaikan siang. Dan tidaklah seseorang menyimpang darinya melainkan akan terjerumus ke dalam lembah kebinasaan. Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya:
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيْغُ عَنْهَا بَعْدِيْ إِلَّا هَلَكَ
“Telah aku tinggalkan kepada kalian petunjuk yang putih bersih, malamnya bagaikan siangnya, tidaklah seseorang menyimpang darinya melainkan akan binasa.” (HR. Ibnu Majah 43, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah)

Maka dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah dakwah yang hanif, yang tulus dalam mengajak umat kepada kebaikan dan keselamatan mereka di dunia dan di akhirat. Maka hendaknyalah kita sebagai kaum muslimin merasa bangga dan bersyukur dengan hadirnya dakwah ini di tengah-tengah ummat, yang mereka senantiasa mengajak kepada tauhid dan menjauhi syirik, mengajak untuk kembali kepada al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat yakni Salaful Ummah serta senantiasa membina ummat untuk hidup di bawah naungan cahaya Islam serta beramal dengannya. Inilah dakwahnya pewaris nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga kita bisa termasuk ke dalam orang-orang yang berjuang di dalamnya.Allahumma amin...

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top