KEDUDUKAN LELAKI DAN KESHALIHAN WANITA DALAM ISLAM
(Oleh: Abu Ahmad Mustakim al-Lampunjy)
Lelaki
Adalah Pemimpin
Sesungguhnya Islam telah meletakkan kedudukan lelaki di atas
kedudukan wanita dalam segala hal, terlebih lagi dalam hal kepemimpinan. Pada dasarnya
kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, hal ini dikarenakan
Allah Ta’ala telah melebihkan mereka atas kaum wanita. Sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman:
“Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara
diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia
dan harta suaminya-pent) ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu
Allah telah memelihara mereka.” (mereka; maksudnya,
Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli istrinya dengan baik-pent)
(QS. an-Nisaa’ [4]: 34)
Ayat ini menegaskan bahwa kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum
wanita, sebagaimana pula menjelaskan tentang keshalihan seorang wanita. Menurut
Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab
tafsirnya “Tafsir Ibnu Katsir” Jilid II, halaman 501,
beliau mengatakan: “Lelaki itu adalah pemimpin yang menegakkan (bertanggung
jawab) terhadap kaum wanita, pembesar, hakim, dan pendidiknya ketika mereka
menyimpang. Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik dari mereka, sehingga
kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian pula kepemimpinan negara.
Karena Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
لَنْ يُفْلِحَ
قَوْمٌ
وَلَّوْا
أَمْرَهُمْ
امْرَأَةٌ
“Tidak
akan pernah beruntung suatu kaum yang mengangkat urusan (kepemimpinan) mereka
kepada seorang wanita.” (HR. Bukhari: 4425)
Ibnu Katsir rahimahullah melanjutkan “Dan demikian pula
(khusus untuk lelaki) jabatan kehakiman dan hal-hal lainnya. Karena laki-laki
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka, yaitu berupa mahar/mas kawin,
nafkah dan berbagai tanggung jawab yang diwajibkan Allah 'Azza wa Jalla kepada mereka dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Maka
dalam diri lelaki itu ada kelebihan dan keutamaan atas perempuan dalam hal
jiwanya. Laki-laki pun memiliki keutamaan dan kelebihan lain,
sehingga tepat untuk menjadi penanggung jawab atas wanita, hingga
sesuailah kalau lelaki itu menjadi pemimpin atas wanita.” Sebagaimana Firman
Allah Ta’ala:
وَلِلرِّجَالِ
عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan
laki-laki memiliki satu derajat lebih atas wanita.” (QS. al-Baqarah
[2]: 228)
Syaikh
Abdurrrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya:
“Kedudukan kenabian, kehakiman, imam masjid (shalat jamaah), maupun kekhalifahan,
serta segala kekuasaan adalah khusus bagi laki-laki dan mempunyai hak dua kali
lipat dari hak kaum wanita dalam banyak perkara seperti warisan dan semacamnya.”
(Taisirul Karimir Rahman karya Syaikh as-Sa’di Juz II, Hal 102)
Keshalihan Seorang Wanita Dan Tanda-Tandanya
Selanjutnya, arti ayat: “Sebab itu maka wanita yang shalihah
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri” maksudnya tidak berlaku
serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya; “ketika
suaminya tidak ada, oleh karena itu AllahTa’ala telah memelihara (mereka).”
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ
النِّسَاءِ
امْرَأَةٌ
إِذَا
نَظَرْتَ
إِلَيْهَا
سَرَّتْكَ،
وَإِذَا
أَمَرْتَهَا
أَطَاعَتْكَ،
وَإِذَا
غِبْتَ
عَنْهَا
حَفِظَتْكَ
فِي
نَفْسِهَا
وَمَالِكَ.
قَالَ:
ثُمَّ
قَرَأَ
رَسُولُ
اللَّهِ
صَلَّى
اللهُ
عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ:
"الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ
عَلَى
النِّسَاءِ"
“Sebaik-baik
wanita adalah yang apabila engkau melihatnya, maka dia menyenangkanmu, apabila
engkau memerintahnya, dia mentaatimu, dan jika engkau tidak berada di sisinya,
dia menjagamu dan menjaga dirinya dan hartamu.” Kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam membaca ayat: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita.” (Tafsir ath-Thabari karya Abu Ja’far at-Tabari (8/295)
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kabar
gembira bagi wanita shalihah dengan sabdanya:
إِذَا
صَلَّتْ
الَمرْأَةُ
خَمْسَهَا
وَصَامَتْ
شَهْرَهَا
وَحَصَنَتْ
فَرْجَهَا
وَأَطَاعَتْ
زَوْجَهَا
قِيْلَ
لَهَا:
اُدْخُلِيْ
الجَنَّةَ
مِنْ
أَيِّ
أَبْوَابِ
الجَنْةِ
شِئْتِ
“Jika
seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
kemaluannya dan mentaati suaminya, niscaya akan dikatakan padanya: ‘Masuklah ke
dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.’” (HR. Ahmad (1661), dishahihkan
oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targib wa at-Tarhib 1932)
Hadits
ini juga menjelaskan akan kedudukan wanita di bawah kepemimpinan lelaki, yang
diisyaratkan dengan sabdanya “وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا” (mentaati suaminya). Adapun mengenai rahasia rumah tangga, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam telah mengisyaratkan sebuah larangan bagi istri maupun
suami untuk menyebarkan rahasia hubungan mereka berdua melalui sabdanya:
إِنَّ
مِنْ
أَشَرِّ
النَّاسِ
عِنْدَ
اللَّهِ
مَنْزِلَةً
يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
الرَّجُلَ
يُفْضِى
إِلَى
امْرَأَتِهِ
وَتُفْضِى
إِلَيْهِ
ثُمَّ
يَنْشُرُ
سِرَّهَا
“Sesungguhnya
termasuk manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat
(yaitu), laki-laki yang berhubungan dengan istrinya dan istrinya pun
berhubungan dengannya, kemudian ia menyiarkan rahasia hubungan suami istrinya
itu.” (HR. Muslim 1537)
Semua hal di atas adalah merupakan bentuk ketakwaan seseorang,
dimana derajat takwa itu adalah derajat yang paling tinggi di sisi Allah Ta'ala,
sebagaimana Firman-Nya:
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya
yang paling mulia dari kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." (QS.
al-Hujurat [49]: 13)
Keshalihan
Wanita Adalah Pujian Bagi Dirinya
Islam menempatkan wanita shalihah pada kedudukan yang sangat
terpuji. Karena dalam membina, mengarahkan dan usaha keras mereka untuk menjadikan
dirinya sebagai wanita shalihah adalah perkara yang besar lagi banyak godaannya.
Sehingga wanita itu sendiri membutuhkan perjuangan yang penuh guna mempertahankan
diri agar menjadi shalihah yang taat kepada aturan Allah dan Rasul-Nya. Maka
sesuai dengan istilah "al-Jazaa`u min jinsil ‘amal,” (imbalan itu
sesuai dengan perbuatan), wanita shalihah sangat dihormati dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam memberikan pujian dan simpati terhadap wanita
shalihah, yaitu sebagai perhiasan yang paling baik di muka bumi ini.
الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ
الصَّالِحَةُ
“Dunia
ini adalah perhiasan yang menyenangkan hati, dan sebaik-baik perhiasan yang
menyenangkan itu adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim 1467)
Betapa tingginya derajat wanita shalihah dalam Islam. Dia paling
baik di antara hal-hal yang disenangi manusia. Berarti sudah merupakan puncak
yang tiada saingannya lagi. Adapun wanita yang tidak shalihah itu adalah
sebaliknya, yaitu paling menyebalkan dan menyengsarakan keluarga dan suaminya. Rasulullah
shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ
سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلاَثٌةٌ وَمِنْ شَقَاوَةِ ابْنِ آدَمَ ثَلاَثَةٌ. مِنْ
سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الصَّالِحُ
وَالْمَرْكَبُ الصَّالِحُ. وَمِنْ شَقَاوَةِ ابْنِ آَدَمَ الْمَرْأَةُ السُّوْءُ
وَالْمَسْكَنُ السُّوْءُ وَالْمَرْكَبُ السُّوْءُ.
"Di antara (unsur) kebahagiaan anak Adam (manusia) adalah
tiga hal. Dan di antara (unsur) sengsaranya Bani Adam ada tiga (juga). Di
antara unsur kebahagiaan manusia yaitu: istri yang shalihah, tempat tinggal
yang baik, dan kendaraan yang bagus. Dan di antara (unsur) penderitaan manusia
adalah: istri yang buruk (tidak shalihah), tempat tinggal yang jelek, dan
kendaraan yang buruk." (HR. Ahmad 1445, Shahih at-Targib
wa at-Tarhib 1914)
Jadi, menjadi wanita shalihah tidaklah merugi, bahkan beruntung. Karena
posisi wanita shalihah itu memang benar-benar terpuji dan mulia di sisi Allah 'Azza
wa Jalla. Bahkan ia juga disebut sebagai perhiasan terbaik dunia dan unsur
yang paling memberikan kebahagiaan bagi manusia. Demikianlah pembahasan singkat
ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semuanya. Wallahu
Ta’ala a’lam. (Buletin al-Iman STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya Edisi 170)
Posting Komentar