Kajian Ramadhan 43: Ramadhan Mengajarkan Akhlak Mulia

<h1 class=" xt-post-title" itemprop="name headline" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #181818; font-family: Roboto; font-size: 3rem; line-height: 3.125rem; margin: 0rem 0px 15px; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizelegibility;"> Kajian Ramadhan 43: Ramadhan Mengajarkan Akhlak Mulia</h1> <div> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg91Ow6jgOEd2vSsmvPna9Qfb4NlGI9N66f-Vn-B_B0eJ4kpizpibkFax0y4SUIWm3S-WwsKnakIrk6Joi9TCxEWZq9TXTR8vdYzMRuhtEjPiI8QfOsZSW3xhuUJPpooH-XjBwCQJ8Frqo/s1600/akhlak2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg91Ow6jgOEd2vSsmvPna9Qfb4NlGI9N66f-Vn-B_B0eJ4kpizpibkFax0y4SUIWm3S-WwsKnakIrk6Joi9TCxEWZq9TXTR8vdYzMRuhtEjPiI8QfOsZSW3xhuUJPpooH-XjBwCQJ8Frqo/s320/akhlak2.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Kita bisa tarik faedah di bulan Ramadhan, ternyata Ramadhan mengajarkan akhlak yang mulia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Saat berpuasa wajib meninggalkan dusta sebagaimana disebutkan dalam hadits,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.</i>” (HR. Bukhari no. 1903).<br /> Lihatlah bagaimana akibat dusta dalam puasa, seseorang tidak mendapatkan apa-apa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di antara akhlak yang wajib ditinggalkan lagi adalah suka mencela atau menghina orang lain. Lihatlah bagaimana ancaman dalam ayat,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.</i>” (QS. Al-Humazah: 1).<br /> <br /> Kata Ibnu ‘Abbas adalah mencela dan menjelekkan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 650). Sedangkan ‘wail’ dalam ayat bisa berarti ancaman celaka atau bisa berarti nama lembah di neraka. Ini menunjukkan bahaya bagi orang yang banyak mencela saat berpuasa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Termasuk dalam mencela adalah mencela saudaranya yang telah bertaubat dari dosa. Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.</i>” (HR. Tirmidzi no. 2505. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini maudhu’). Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa yang telah ditaubati.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عُيِّرَتْ بِهَا أَخَاكَ فَهِيَ إِلَيْكَ يَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيْدَ بِهِ أَنَّهَا صَائِرَةٌ إِلَيْكَ وَلاَ بُدَّ أَنْ تَعْمَلَهَا</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.</i>” (Madarijus Salikin, 1: 176)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hadits di atas bukan maknanya adalah dilarang mengingkari kemungkaran. Ta’yir (menjelek-jelekkan) yang disebutkan dalam hadits berbeda dengan mengingkari kemungkaran. Karena menjelek-jelekkan mengandung kesombongan (meremehkan orang lain) dan merasa diri telah bersih dari dosa. Sedangkan mengingkari kemungkaran dilakukan lillahi Ta’ala, ikhlas karena Allah, bukan karena kesombongan. Lihat Al-‘Urf Asy-Syadzi Syarh Sunan At-Tirmidzi oleh Muhammad Anwar Syah Ibnu Mu’azhom Syah Al-Kasymiri.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Intinya, secara umum, puasa mengajarkan akhlak yang mulia. Jangan sampai puasa kita jadi sia-sia karena sikap atau tingkah laku kita yang jelek pada orang lain.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Secara umum di setiap waktu, Islam mengajarkan kita akhlak yang mulia. Dari Abu Ad-Darda’, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> مَا مِنْ شَىْءٍ أَثْقَلُ فِى الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Tidaklah sesuatu yang lebih berat di timbangan selain akhlak yang mulia.”</i> (HR. Abu Daud no. 4799 dan Tirmidzi no. 2003. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Semoga dengan akhlak mulia semakin memberatkan timbangan amalan kita di hari kiamat kelak.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> —</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disusun di saat hujan di kota Ambon, 2 Ramadhan 1436 H</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.Or.Id</a></div>

Kajian Ramadhan 43: Ramadhan Mengajarkan Akhlak Mulia

Kajian Ramadhan 43: Ramadhan Mengajarkan Akhlak Mulia Kita bisa tarik faedah di bulan Ramadhan, ternyata Ramadhan mengajarkan akhlak ...

Baca selengkapnya »

9 Nama Surga

<div style="text-align: justify;"> <h1 class=" xt-post-title" itemprop="name headline" style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #181818; font-family: Roboto; font-size: 3rem; line-height: 3.125rem; margin: 0rem 0px 15px; padding: 0px; text-align: center; text-rendering: optimizelegibility;"> 9 Nama Surga</h1> Surga adalah sebuah nama yang telah dikenal oleh setiap manusia, baik muslim maupun kafir sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan. Namun hanya muslim lah yang berhak untuk tinggal di surga, adapun orang kafir, tempat kembalinya adalah neraka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlg8AY9j6rsHsfD7O_jVrNCJ3LhLnAoC-lGdBOHvFnbjggZ2_RaYHoJo_RoxHgJ3-ErYCy8DJHOqrDK-J2Ep4tTsG9DMvzgLsXjU-vJdDkro7PIaeZuV4tuimPi2fNHUcGV8bYoj4_YDE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlg8AY9j6rsHsfD7O_jVrNCJ3LhLnAoC-lGdBOHvFnbjggZ2_RaYHoJo_RoxHgJ3-ErYCy8DJHOqrDK-J2Ep4tTsG9DMvzgLsXjU-vJdDkro7PIaeZuV4tuimPi2fNHUcGV8bYoj4_YDE/s320/images.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6) إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.</i>” (QS. Al-Bayyinah: 6-8)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Pengertian Surga</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Surga berarti kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon dan kurma. Sebagian ulama bahasa mengatakan, “Tidaklah disebut jannah/surga dalam bahasa arab kecuali di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur.” Sebagian yang lain mengatakan, disebut surga/jannah karena lebatnya pohon yang ada di dalamnya dan ranting / dahannya memberikan naungan bagi yang berada di bawahnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Nama-Nama Surga</b></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 1. Darussalam (دَارُ السَّلامِ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> لَهُمْ دَارُ السَّلامِ عِنْدَرَبِّهِمْوَهُوَوَلِيُّهُمْبِمَاكَانُوايَعْمَلُونَ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal shalih yang selalu mereka kerjakan</i>.” (QS. Al-An’am: 127)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagian ulama mengatakan, “Disebut darussalam karena surga adalah tempat yang terbebas dari hal yang kotor, hal yang membahayakan dan hal yang tidak disukai”. Pendapat yang lain mengatakan artinya Darullah, karena As-Salam adalah salah satu nama Allah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 2. Jannatul Khuld (جَنَّةُ الْخُلْدِ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Katakanlah (Muhammad), “Apakah (adzab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka</i>?” (QS. Al-Furqan: 15)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disebut dengan nama ini karena penduduk surga itu kekal berada di dalam surga, tidak berpindah posisi ke tempat yang lain, dan tidak mencari cari tempat lain selain surga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 3. Jannatul Ma’wa (جَنَّةُ الْمَأْوَى)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.</i>” (QS. An-Najm: 14-15)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 4. Darul Muqamah (دَارَ الْمُقَامَةِ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (٣٤) الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (٣٥</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu</i>”. (QS. Fathir: 34-35)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 5. Jannatu ‘Adn (جَنَّاتِ عَدْنٍ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.</i>” (QS. Ash-Shaff: 12)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 6. Maq’adu Shidq (مَقْعَدِ صِدْقٍ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ (٥٤)فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ (٥٥</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.</i>” (QS. Al-Qamar: 54-55)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 7. Qadama Shidq (قَدَمَ صِدْقٍ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang yang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb kalian.</i>” (QS. Yunus: 2)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 8. Al-Maqamul Amin (مَقَامٍ أَمِينٍ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “S<i>esungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam tempat yang aman.</i>” (QS. Ad-Dukhan: 51)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> 9. Jannatun Na’im (جَنَّاتُ النَّعِيمِ)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka akan mendapat surga-surga yang penuh kenikmatan.</i>” (QS. Luqman: 8)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Apakah Firdaus Termasuk Nama Surga?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Firdaus adalah salah satu bagian dari surga yang letaknya paling mulia dan yang paling tinggi. Allah Ta’ala berfirman,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلا</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sungguh, orang yang beriman dan beramal shalih, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal</i>.” (QS. Al-Kahfi: 107)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ummu Haritsah,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: right;"> يَا أُمَّ حَارِثَةَ، إِنَّهَا جِنَانٌ فِي الْجَنَّةِ، وَإِنَّ ابْنَكِ أَصَابَ الْفِرْدَوْسَ اْلأَعْلَى.</div> </div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya di sana terdapat banyak Surga dan sungguh anakmu telah mendapat Firdaus (Surga) yang paling tinggi.</i>” (HR. Al-Bukhari No. 3982)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penutup</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Demikianlah penjelasan singkat tentang pengertian surga dan nama-nama surga yang terdapat di dalam Al-Quran. Semoga bermanfaat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ***</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Referensi: Kitab Washful Jannah Karya Musthafa Al ‘Adawi</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Penulis: Wiwit Hardi P.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.or.id</a></div>

9 Nama Surga

9 Nama Surga Surga adalah sebuah nama yang telah dikenal oleh setiap manusia, baik muslim maupun kafir sebagai tempat yang penuh dengan k...

Baca selengkapnya »

Prasangka Buruk Yang Dibolehkan

<h1 itemprop="headline" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 30px; line-height: 50px; margin: 0px 0px 5px; text-align: center; text-rendering: optimizelegibility;"> Prasangka Buruk Yang Dibolehkan</h1> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP7qSkjBvKYIw1P1GGOmL6RfadVRKxRG9yeNqvdPna8FQ6pF3cIu2Erc3ufJnpv8D-aPiIJxgSgf-wekp9oWV34xnH7rSh32Tvg8mNt5Baqauq784CJGwUejBYCqsaWscJFLRNZBUrYe4/s1600/images+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: justify;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP7qSkjBvKYIw1P1GGOmL6RfadVRKxRG9yeNqvdPna8FQ6pF3cIu2Erc3ufJnpv8D-aPiIJxgSgf-wekp9oWV34xnH7rSh32Tvg8mNt5Baqauq784CJGwUejBYCqsaWscJFLRNZBUrYe4/s320/images+%25281%2529.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Sebagaimana kita ketahui, bahwa berburuk sangka kepada orang lain adalah akhlak yang tercela dan dilarang dalam agama. Allah berfirman:</div> <div style="text-align: right;"> اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”</i>  (QS. Al-Hujuraat: 12).</div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:</div> <div style="text-align: right;"> إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث</div> <div style="text-align: justify;"> <i>“jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta”</i> (HR. Bukhari-Muslim).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Inilah hukum asal prasangka buruk terhadap sesama Muslim, yaitu terlarang. Karena kehormatan seorang Muslim pada asalnya terjaga dan mulia.</div> <div style="text-align: justify;"> Prasangka buruk yang dibolehkan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Namun ketahuilah, ada prasangka buruk yang dibolehkan. Syaikh As Sa’di menjelaskan surat Al Hujurat ayat 12 di atas: “Allah Ta’ala melarang sebagian besar prasangka terhadap sesama Mukmin, karena ‘sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa’. Yaitu prasangka yang tidak sesuai dengan fakta dan bukti-bukti” (Taisir Karimirrahman). Maknanya, jika suatu prasangka didasari bukti atau fakta, maka tidak termasuk ‘sebagian prasangka‘ yang dilarang.</div> <div style="text-align: justify;"> Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengatakan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: right;"> فالواجب على المسلم أن لا يسيء الظن بأخيه المسلم إلا بدليل، فلا يجوز له أن يتشكك في أخيه و يسيء به الظن إلا إذا رأى على أمارات تدل على سوء الظن فلا حرج</div> <div style="text-align: justify;"> <i>“Maka yang menjadi kewajiban seorang Muslim adalah hendaknya tidak berprasangka buruk kepada saudaranya sesama Muslim kecuali dengan bukti. Tidak boleh meragukan kebaikan saudaranya atau berprasangka buruk kepada saudaranya kecuali jika ia melihat pertanda-pertanda yang menguatkan prasangka buruk tersebut, jika demikian maka tidak mengapa”</i> (Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/9619).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Beliau juga mengatakan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: right;"> فالواجب على كل مسلم، رجل أو امرأة، الواجب الحذر من سوء الظن، إلا بأسباب واضحة، وإلا فالواجب ترك الظن السيئ، لا بالمرأة ولا بالزوج ولا بالأولاد، ولا بأخي الزوج ولا بأبيه، ولا بغير ذلك، الواجب حسن الظن بالله، وحسن الظن بأخيك المسلم، أو بأختك المسلمة، وألا تسيء الظن، إلا بأسباب واضحة توجب التهمة، وإلا فالأصل البراءة والسلامة</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Maka yang menjadi kewajiban seorang Muslim, baik lelaki atau perempuan, wajib untuk menjauhi prasangka buruk. Kecuali ada sebab-sebab yang jelas (yang menunjukkan keburukan tersebut). Jika tidak ada, maka wajib meninggalkan prasangka buruk. Tidak boleh berprasangka buruk kepada istri, kepada suami, kepada anak, kepada saudara suami, kepada ayahnya atau kepada saudara Muslim yang lain. Dan wajib berprasangka baik kepada Allah, serta kepada sesama saudara dan saudari semuslim. Kecuali jika ada sebab-sebab yang jelas yang membuktikan tuduhannya. Jika tidak ada, maka hukum asalanya adalah bara’ah (tidak ada tuntutan) dan salamah</i> (tidak memiliki kesalahan)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 21/147-148, http://bit.ly/1K2eJBN).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maka prasangka yang didasari oleh bukti-bukti, atau pertanda, atau sebab-sebab yang menguatkan tuduhan itu dibolehkan. Semisal jika kita melihat seorang yang datang ke parkiran motor lalu membuka paksa kunci salah satu motor dengan terburu-buru, kita boleh berprasangka bahwa ia ingin mencuri. Atau kita melihat orang-orang berkumpul di pinggir jalan disertai botol-botol khamr dengan wajah kuyu dan mata sayu, kita boleh berprasangka bahwa mereka sedang mabuk-mabukan. Dan contoh semisalnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Macam-macam prasangka buruk</b></div> <div style="text-align: justify;"> Jika telah kita pahami penjelasan di atas, ketahuilah bahwa para ulama membagi prasangka buruk atau suuzhan menjadi 4 macam:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Suuzhan yang haram</b>, yaitu suuzhan kepada Allah dan suuzhan kepada sesama Mukmin tanpa bukti atau pertanda yang nyata.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Suuzhan yang dibolehkan</b>, yaitu suuzhan kepada sesama manusia yang memang dikenal penuh keraguan, sering melakukan maksiat. Juga termasuk suuzhan kepada orang kafir. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: right;"> يحرم سوء الظن بمسلم، أما الكافر فلا يحرم سوء الظن فيه؛ لأنه أهل لذلك، وأما من عرف بالفسوق والفجور، فلا حرج أن نسيء الظن به؛ لأنه أهل لذلك، ومع هذا لا ينبغي للإنسان أن يتتبع عورات الناس، ويبحث عنها؛ لأنَّه قد يكون متجسسًا بهذا العمل</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>diharamkan suuzhan kepada sesama Muslim. Adapun kafir, maka tidak haram berprasangka buruk kepada mereka, karena mereka memang ahli keburukan. Adapun orang yang dikenal sering melakukan kefasikan dan maksiat, maka tidak mengapa kita berprasangka buruk kepadanya. Karena mereka memang gandrung dalam hal itu. Walaupun demikian, tidak selayaknya seorang Muslim itu mencari-cari dan menyelidiki keburukan orang lain. Karena sikap demikian kadang termasuk tajassus“.</i></div> <div style="text-align: justify;"> <i><br /></i></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Suuzhan yang dianjurkan</b>, yaitu suuzhan kepada musuh dalam suatu pertarungan. Abu Hatim Al Busti menyatakan:</div> <div style="text-align: right;"> من بينه وبينه عداوة أو شحناء في دين أو دنيا، يخاف على نفسه، مكره، فحينئذ يلزمه سوء الظن بمكائده ومكره؛ لئلا يصادفه على غرة بمكره فيهلكه</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>orang yang memiliki permusuhan dan pertarungan dengan seseorang dalam masalah agama atau masalah dunia, yang hal tersebut mengancam keselamatan jiwanya, karena makar dari musuhnya. Maka ketika itu dianjurkan berprasangka buruk terhadap tipu daya dan makar musuh. Karena jika tidak, ia akan dikejutkan dengan tipu daya musuhnya sehingga bisa binasa”</i></div> <div style="text-align: justify;"> <i>Suuzhan yang wajib, yaitu suuzhan yang dibutuhkan dalam rangka kemaslahatan syariat. Seperti suuzhan terhadap perawi hadits yang di-jarh.</i> (diringkas dari Mausu’atul Akhlak Durar Saniyyah, http://www.dorar.net/enc/akhlaq/2283)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <b>Siapa yang diberi udzur?</b></div> <div style="text-align: justify;"> <b><br /></b></div> <div style="text-align: justify;"> Dari penjelasan di atas juga kita ketahui bahwa, perkataan salaf semisal:</div> <div style="text-align: right;"> الْمُؤْمِنُ يَطْلُبُ مَعَاذِيرَ إِخْوَانِهِ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Seorang mu’min itu mencari udzur (alasan-alasan baik) terhadap saudaranya</i>”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidak berlaku bagi mu’min yang dikenal gemar dengan kemaksiatan atau kefasikan. Adapun Mu’min yang tidak dikenal dengan kemaksiatan dan kefasikan, maka haram dinodai kehormatannya dan haram bersuuzhan kepadanya. Dan inilah hukum asal seorang Mu’min.</div> <div style="text-align: justify;"> Terutama orang-orang Mu’min yang dikenal dengan kebaikan, maka hendaknya mencari lebih banyak alasan untuk berprasangka baik kepadanya. Bahkan, jika ia salah, hendaknya kita maafkan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:</div> <div style="text-align: right;"> أَقِيلُوا ذَوِي الْهَيْئَاتِ زَلَّاتِهِمْ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Maafkanlah ketergelinciran orang-orang yang baik</i>” (HR. Ibnu Hibban 94).</div> <div style="text-align: justify;"> dalam riwayat lain:</div> <div style="text-align: right;"> أقيلوا ذوي الهيئات عثراتهم ، إلا الحدود</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Maafkanlah ketergelinciran dzawil haiah (orang-orang yang baik namanya), kecuali jika terkena hadd”</i> (HR. Abu Daud 4375, Dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah, 638).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jauhkan diri dari tuduhan dan hal yang bisa menimbulkan prasangka</div> <div style="text-align: justify;"> Jika telah dipahami penjelasan di atas, yaitu boleh berprasangka buruk kepada seseorang jika disertai bukti atau pertanda yang jelas. Maka, konsekuensinya seorang Mukmin hendaknya menjauhkan diri dari hal yang dapat menimbulkan tuduhan dan prasangka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:</div> <div style="text-align: right;"> وَإِيَّاكَ وَمَا يُعْتَذَرُ مِنْهُ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Tinggalkanlah hal-hal yang membuatmu perlu meminta udzur setelahnya</i>” (HR. Dhiya Al Maqdisi dalam Ahadits Al Mukhtarah, 1/131; Ar Ruyani dalam Al Musnad, 2/504; Ad Dulabi dalam Al Kuna Wal Asma’; Dihasankan oleh Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 1/689).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:</div> <div style="text-align: right;"> فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ، وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Siapa yang menjauhkan diri dari syubhat, sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Siapa yang terjerumus dalam syubhat, ia akan terjerumus dalam keharaman. Sebagaimana pengembala yang mengembalakan hewannya di dekat perbatasan sampai ia hampir saja melewati batasnya. Ketahuilah batas-batas Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya</i>” (Muttafaqun ‘alaih).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Misalnya, tidak layak seorang Mukmin berada di dekat-dekat tempat perzinaan (walaupun tidak berzina) tanpa ada hajat, tidak layak seorang Mukmin sengaja menenteng botol khamr (walaupun tidak diminum) untuk bercanda atau iseng saja, tidak layak seorang Mukmin berada di restoran makanan haram (walaupun tidak dimakan) tanpa hajat, dan hal-hal lain yang bisa menimbulkan tuduhan lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wabillahi at taufiq was sadaad.</div> <div style="text-align: justify;"> ***</div> <div style="text-align: justify;"> Penulis: Yulian Purnama</div> <div style="text-align: justify;"> Artikel <a href="http://muslim.or.id/">Muslim.or.id</a></div>

Prasangka Buruk Yang Dibolehkan

Prasangka Buruk Yang Dibolehkan Sebagaimana kita ketahui, bahwa berburuk sangka kepada orang lain adalah akhlak yang tercela dan dilara...

Baca selengkapnya »

Tafsir Ayat “Agar Allah Mengetahui Orang Yang Jujur Dan Yang Dusta”

<h1 itemprop="headline" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 30px; line-height: 50px; margin: 0px 0px 5px; text-align: center; text-rendering: optimizelegibility;"> Tafsir Ayat “Agar Allah Mengetahui Orang Yang Jujur Dan Yang Dusta”</h1> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman dalam sebagian ayat:</div> <div style="text-align: right;"> وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>sungguh telah kami uji orang-orang sebelum mereka, agar Allah mengetahui orang yang jujur dan mengetahui orang yang dusta</i>” (QS. Al Ankabut: 3).</div> <div style="text-align: justify;"> Apakah maknanya Allah baru mengetahui mana orang yang jujur dan yang dusta setelah terjadinya ujian? Apakah sebelumnya Allah tidak tahu mana orang yang jujur dan yang dusta? Bukankah Allah Maha Mengetahui?</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggOy7iBa8TgcN3CTVVBqsT5s8hJDjDkKecd4uKeyQVin241ihEaEI-vANbn7qXWUMA2Jbn4R6wEuMbRLVQU6FoQGjopCNzZeUr9nH28idmzn1zzDmF8FJbIW-YZudDo1FTwavMUeVnBPg/s1600/al-quran-islamic-598724.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggOy7iBa8TgcN3CTVVBqsT5s8hJDjDkKecd4uKeyQVin241ihEaEI-vANbn7qXWUMA2Jbn4R6wEuMbRLVQU6FoQGjopCNzZeUr9nH28idmzn1zzDmF8FJbIW-YZudDo1FTwavMUeVnBPg/s320/al-quran-islamic-598724.jpg" /></a></div> <div style="text-align: justify;"> Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak ketika ditanya masalah ini beliau menjawab:</div> <div style="text-align: justify;"> Diantara pokok keimanan adalah mengimani bahwa Allah mengilmui sesuatu sebelum terjadinya dan ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu. Artinya Allah Ta’ala senantiasa mengetahui segala sesuatu terhadap semua makhluk yang sudah ada dan yang belum ada. Allah Ta’ala mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang belum terjadi jika nantinya terjadi dan Allah mengetahui bagaimana terjadinya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Ta’ala berfirman:</div> <div style="text-align: right;"> إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu</i>” (QS. At Taubah: 115).</div> <div style="text-align: justify;"> Ia juga berfirman:</div> <div style="text-align: right;"> إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Sesungguhnya Allah apa yang ada di dalam dada</i>” (Al Imran: 119).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Banyak lagi ayat yang menunjukkan hal ini dalam kitabullah. Maka Allah Ta’ala mengetahui setiap apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah mengetahui apa yang disembunyikan oleh para hamba dan apa yang ditampakkan oleh mereka. Allah Ta’ala berfirman:</div> <div style="text-align: right;"> قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>katakanlah: jika kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada kalian, atau kalian menampakkannya, maka Allah mengetahui semua itu. Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu</i>” (QS. Al Imran: 29).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika anda sudah memahami hal ini, maka wajib anda mengetahui bahwa Allah mengetahui keadaan semua makhluk, mengetahui makhluk yang sudah ada yang yang belum ada. Allah mengetahui makhluk yang akan ada kelak. Dan ketika sesuatu itu ada, Allah sudah tahu sebelumnya bahwa sesuatu itu akan ada.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maka ayat-ayat yang semisal ini:</div> <div style="text-align: right;"> فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ</div> <div style="text-align: justify;"> “..<i>agar Allah mengetahui orang yang jujur dan mengetahui orang yang dusta</i>” (QS. Al Ankabut: 3).</div> <div style="text-align: justify;"> Juga firman Allah Ta’ala:</div> <div style="text-align: right;"> وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ</div> <div style="text-align: justify;"> “<i>Dan tidaklah Kami jadikan kiblat yang telah ada engkau atasnya, melainkan supaya Kami ketahui siapa yang mengikut Rasul dari siapa yang berpaling atas dua tumitnya</i>” (QS. Al Baqarah: 143).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan ayat-ayat semisalnya. Yaitu adalah ilmu Allah tentang orang yang jujur dan orang yang dusta, juga ilmu Allah tentang orang yang mengikuti Rasul-Nya dan orang yang berpaling di atas dua tumitnya, maksudnya yaitu ilmu yang muhaqqoq fi waqi’ (dibuktikan dengan fakta sebenarnya). Dan sungguh Allah telah mengetahui hal itu sebelumnya, dan Allah mengetahui bahwa hal itu akan terjadi.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allah Subhanahu Wa Ta’ala menguji para hamba dengan berbagai jenis cobaan, agar nampak hakikat dari hal ini, sehingga menjadi suatu perkara yang merupakan fakta. Sehingga setelah itu akan diberikan ganjaran dari amalan tesebut sesuai kadarnya. Ini adalah bentuk hikmah Allah Ta’ala. Ia mengaitkan ganjaran dan hukuman kepada hamba sesuai dengan fakta amalan yang ia lakukan. Allah tidak mengaitkan hukuman dengan semata-mata ilmu-Nya. Ini adalah bentuk keadilan Allah dan kesempurnaan hikmah-Nya. Karena Ia adalah Al Hakim dan Al ‘Alim. Baginya seluruh pujian yang diliputi pengagungan dan kecintaan. Wallahu a’lam [1].</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kesimpulannya, ilmu yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ilmu yang terkait dengan kadar ganjaran dan hukuman terhadap amal seorang hamba. Karena Allah Ta’ala tidak menentukan kadar pahala atau kadar dosa sebelum amalan terjadi, atau hanya semata-mata mengaitkan kadar pahala atau kadar dosa dengan ilmu-Nya. Ini adalah bentuk keadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala.</div> <div style="text-align: justify;"> ***</div> <div style="text-align: justify;"> [1] Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/36963</div> <div style="text-align: justify;"> —</div> <div style="text-align: justify;"> Penyusun: Yulian Purnama</div> <div style="text-align: justify;"> Artikel Muslim.or.id</div>

Tafsir Ayat “Agar Allah Mengetahui Orang Yang Jujur Dan Yang Dusta”

Tafsir Ayat “Agar Allah Mengetahui Orang Yang Jujur Dan Yang Dusta” Allah Ta’ala berfirman dalam sebagian ayat: وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذ...

Baca selengkapnya »

Cara Salafus Shalih Menyambut Ramadhan

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-b7pCr8DrWvYGv-iWw2IU45CyVHuFVWz3VBnzMvb5yAwpYNTaOkalW4lCWYVVC80W1h996c60s_Eot3g5vyXU-0AdLjXwzOnhZz43YDXP81n8Nn3HTO1dbHzzNUJ5afcU0Q8B5gCL86I/s1600/sambut_ramadhan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-b7pCr8DrWvYGv-iWw2IU45CyVHuFVWz3VBnzMvb5yAwpYNTaOkalW4lCWYVVC80W1h996c60s_Eot3g5vyXU-0AdLjXwzOnhZz43YDXP81n8Nn3HTO1dbHzzNUJ5afcU0Q8B5gCL86I/s320/sambut_ramadhan.jpg" width="320" /></a></div> <h1 itemprop="headline" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 30px; line-height: 50px; margin: 0px 0px 5px; text-rendering: optimizelegibility;"> Cara Salafus Shalih Menyambut Ramadhan</h1> <div style="text-align: justify;"> Syaikh al-Fauzan pernah ditanya :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bagaimanakah keadaan salafus shalih –radhiyallahu’anhum wa rahimahum– dalam menyambut bulan yang agung ini? Bagaimanakah bimbingan mereka? Bagaimanakah kebiasaan dan sikap mereka?</div> <div style="text-align: justify;"> Bagaimanakah seorang muslim mempersiapkan dirinya agar bisa memanfaatkan waktu-waktu malam yang sekarang dijalani olehnya demikian pula siang harinya? Yaitu persiapan dalam hal ilmu dengan mengetahui hukum-hukum puasa, mengetahui hal-hal yang membatalkannya, mengenali hukum-hukumnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena sebagian orang lalai dari perkara-perkara ini, sehingga tidak mendalami hukum seputar puasa dan juga tidak berusaha memahami ilmu yang wajib dalam masalah puasa, apakah Syaikh hafizhahullah berkenan untuk memberikan nasihat berkaitan dengan hal ini?</div> <div style="text-align: justify;"> Setelah membaca bismillah dan menjawab salam, beliau menjawab :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Keadaan salaf di bulan Ramadhan, sebagaimana hal itu telah tercatat dalam kitab-kitab yang diriwayatkan dengan sanad yang terpercaya bahwa para salaf senantiasa memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar menyampaikan/mengantarkan mereka sehingga bisa menjumpai Ramadhan, yaitu sebelum masuknya bulan itu.</div> <div style="text-align: justify;"> Mereka meminta kepada Allah supaya mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, karena mereka mengetahui bahwa di bulan itu terdapat kebaikan yang sangat besar dan kemanfaatan yang begitu luas.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kemudian, apabila bulan Ramadhan sudah masuk mereka pun meminta kepada Allah untuk memberikan pertolongan dan bantuan kepada mereka dalam beramal salih di bulan tersebut. Kemudian, apabila Ramadhan usai mereka juga memohon kepada Allah agar menerima amalan mereka itu, sebagaimana Allah jalla wa ‘ala firmankan (yang artinya), “Dan orang-orang yang memberikan apa-apa yang sanggup mereka persembahkan sementara hati mereka itu merasa takut; bagaimanakah kiranya keadaan mereka ketika dikembalikan kepada Rabbnya. Mereka itulah orang yang bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan mereka berlomba-lomba untuk meraihnya.” (QS. al-Mu’minun : 60-61).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka bersungguh-sungguh dalam beramal, kemudian setelah itu mereka dirundung oleh rasa cemas dan khawatir setelah beramal; apakah amalnya itu diterima ataukan tidak. Yang demikian itu dikarenakan mereka sangat mengetahui tentang agungnya kedudukan Allah ‘azza wa jalla dan bahwasanya Allah tidak akan menerima amal kecuali yang ikhlas untuk mencari wajah-Nya dan amalan yang benar sebagaimana tuntunan/sunnah Rasul-Nya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Oleh karena itu, mereka tidak menganggap dirinya suci, bahkan mereka merasa khawatir kalau-kalau amal-amal mereka itu terhapus/tidak diterima. Oleh sebab itulah mereka sangat berharap agar amalnya bisa diterima, dan hal ini jauh lebih membuat letih pikiran mereka daripada sekedar melaksanakannya. Karena sesungguhnya Allah jalla wa ‘ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah hanya akan menerima -amal- dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Ma’idah : 27).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan adalah mereka itu dahulu berusaha untuk meluangkan waktunya untuk bisa menikmati ibadah di bulan ini -sebagaimana sudah kami sampaikan- dan mereka pun mengurangi/mempersedikit amal-amal/urusan dunia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adalah mereka -salafus shalih- itu memadati waktu-waktu mereka dengan duduk di rumah-rumah Allah ‘azza wa jalla. Mereka mengatakan, “Kami ingin menjaga puasa kami, kami tidak ingin menggunjing siapa pun.” Dan mereka pun menhadirkan mushaf-mushaf untuk dibaca, dan mereka saling mempelajari kandungan Kitabullah ‘azza wa jalla. Mereka senantiasa</div> <div style="text-align: justify;"> berusaha menjaga agar waktunya tidak terbuang sia-sia.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Mereka tidak suka membuang-buang waktu dan menyia-nyiakannya sebagaimana keadaan yang ada pada banyak orang di masa sekarang ini. Akan tetapi, mereka -salafus shalih- berusaha menjaga waktu-waktu mereka; malam diisi dengan sholat malam, sedangkan siang hari diisi dengan puasa, membaca al-Qur’an, dzikir kepada Allah, dan berbagai amal kebaikan.</div> <div style="text-align: justify;"> Mereka -salafus shalih- itu tidak mau menyia-nyiakan waktu di bulan Ramadhan itu walaupun sedetik saja atau sekejap, kecuali mereka selalu berusaha untuk bisa mempersembahkan amal salih di dalamnya.</div> <div style="text-align: justify;"> ***</div> <div style="text-align: justify;"> Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/9840</div> <div style="text-align: justify;"> Penerjemah: Ari Wahyudi</div> <div style="text-align: justify;"> Artikel Muslim.or.id</div>

Cara Salafus Shalih Menyambut Ramadhan

Cara Salafus Shalih Menyambut Ramadhan Syaikh al-Fauzan pernah ditanya : Bagaimanakah keadaan salafus shalih –radhiyallahu’anhum wa...

Baca selengkapnya »

Hakekat Puasa

<div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: center;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>Hakekat Puasa</b></span></span></div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1LUK2zT98hHPAvhAtLM11Qd28C9HRcLmGFOIr4qCKaKWi1w-9r7Px3LoUTeLAyEefwS0OYfdhlf5V8YIqe5fiemvpk0xywkN-je98AU4sDqjoF4P1Bpk4fBb3MpWodZZr7S6mLOJNZfI/s1600/selain-kurma-madu-sangat-baik-untuk-sajian-bulan-puasa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1LUK2zT98hHPAvhAtLM11Qd28C9HRcLmGFOIr4qCKaKWi1w-9r7Px3LoUTeLAyEefwS0OYfdhlf5V8YIqe5fiemvpk0xywkN-je98AU4sDqjoF4P1Bpk4fBb3MpWodZZr7S6mLOJNZfI/s320/selain-kurma-madu-sangat-baik-untuk-sajian-bulan-puasa.jpg" /></a></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah. Seseorang yang beriman akan bisa mengetahui tentang hakikat puasa dengan mengenal karakteristik-karakteristiknya, baik itu hikmah pensyari’atan puasa, buah, tujuan, maksud, dan ruh ibadah puasa. Dalam beberapa seri artikel berikut, dengan taufik dan izin Allah, penulis akan nukilkan beberapa penjelasan ulama tentang hal itu. Semoga bermanfaat,</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>Hikmah Puasa</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Allah Ta’ala berfirman,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah: 183).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan Ayat di atas,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">يخبر تعالى بما منَّ به على عباده, بأنه فرض عليهم الصيام, كما فرضه على الأمم السابقة, لأنه من الشرائع والأوامر التي هي مصلحة للخلق في كل زمان. وفيه تنشيط لهذه الأمة, بأنه ينبغي لكم أن تنافسوا غيركم في تكميل الأعمال, والمسارعة إلى صالح الخصال, وأنه ليس من الأمور الثقيلة, التي اختصيتم به<i>ا.</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Allah Ta’ala memberitahukan tentang anugerah yang Allah anugerahkan untuk hamba-hamba-Nya, berupa diwajibkan bagi mereka berpuasa, sebagaimana diwajibkan bagi umat-umat sebelumnya, karena puasa termasuk syari’at dan perintah yang bermanfaat bagi makhluk di setiap zaman. Di dalamnya terdapat dorongan semangat bagi umat ini, yakni selayaknya kalian berlomba-lomba dengan (umat) sebelum kalian dalam menyempurnakan amal dan bersegera dalam kebaikan, dan (hal itu) bukanlah perkara berat yang (diwajibkan) bagi diri kalian saja” (Tafsir As-Sa’di).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan hikmah diperintahkannya berpuasa,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">لما فيه من زكاة النفس وطهارتها وتنقيتها من الأخلاط الرديئة والأخلاق الرذيلة</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Karena di dalam ibadah puasa itu terdapat kesucian jiwa dan kebersihannya serta mensterilkan dari kotoran yang buruk dan akhlak yang hina” (Tafsir Ibnu Katsir).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Sedangkan Al-Baghawi rahimahullah, saat menjelaskan mengapa dengan berpuasa seorang hamba bisa meraih ketakwaan, berkata,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">لما فيه من قهر النفس وكسر الشهوات</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Karena di dalam ibadah puasa itu terdapat pengendalian hawa nafsu dan penundukan syahwat” (Tafsir Al-Baghawi).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan lebih rinci tentang bentuk ketakwaan yang diperoleh dengan berpuasa, setelah menyebutkan firman Allah,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Agar kalian bertakwa”, dengan mengatakan,</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فإن الصيام من أكبر أسباب التقوى, لأن فيه امتثال أمر الله واجتناب نهيه</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Sesungguhnya puasa termasuk salah satu sebab terbesar diraihnya ketakwaan, karena di dalam ibadah puasa terdapat bentuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فمما اشتمل عليه من التقوى: أن الصائم يترك ما حرمتق</span></span><span style="color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;">م الله عليه من الأكل والشرب والجماع ونحوها, التي تميل إليها نفسه, </span><span style="color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;">ربا بذلك إلى الله, راجيا بتركها, ثوابه، فهذا من التقو</span><i style="color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;">ى.</i></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Yang termasuk dalam cakupan takwa (yang terdapat dalam ibadah puasa ini, pent.) adalah bahwa seorang yang berpuasa meninggalkan perkara yang diharamkan oleh Allah berupa makan, minum, bersetubuh, dan lainnya yang disenangi oleh nafsunya, dengan niat mendekatkan dirinya kepada Allah, mengharap pahala-Nya dengan meninggalkan perkara-perkara tersebut, maka ini termasuk bentuk ketakwaan.”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">ومنها: أن الصائم يدرب نفسه على مراقبة الله تعالى, فيترك ما تهوى نفسه, مع قدرته عليه, لعلمه باطلاع الله عليه،</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>Dan diantara bentuk-bentuk ketakwaan dari ibadah puasa ini adalah bahwa orang yang berpuasa melatih dirinya untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, sehingga ia meninggalkan sesuatu yang disukai dirinya, padahal ia memiliki kemampuan untuk melakukannya, karena ia meyakini bahwa Allah mengawasinya.</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">ومنها: أن الصيام يضيق مجاري الشيطان, فإنه يجري من ابن آدم مجرى الدم, فبالصيام, يضعف نفوذه, وتقل منه المعاصي،</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Dan diantaranya juga bahwa orang yang berpuasa berarti menyempitkan jalan-jalan setan dalam tubuhnya, karena setan berjalan dalam diri keturunan Nabi Adam -‘alaihis salam- di tempat aliran darah. Maka dengan puasa melemahkan kekuatan setan dan menjadi sedikit kemaksiatan karenanya.”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">ومنها: أن الصائم في الغالب, تكثر طاعته, والطاعات من خصال التقوى،</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Di antaranya pula bahwa orang yang berpuasa pada umumnya banyak melakukan ketaatan, sedangkan ketaatan adalah bagian dari ketakwaan”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">ومنها: أن الغني إذا ذاق ألم الجوع, أوجب له ذلك, مواساة الفقراء المعدمين, وهذا من خصال التقوى.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Di antaranya adalah orang yang kaya jika merasakan lapar (saat berpuasa), hal itu mendorongnya untuk meringankan kesulitan orang-orang  fakir yang tak berharta, dan ini adalah bagian dari ketakwaan” (Tafsir As-Sa’di)</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>Kesimpulan:</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Seseorang jika benar-benar berpuasa dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akan menghasilkan,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa termasuk sebab terbesar diraihnya ketakwaan, karena itu ia melahirkan berbagai bentuk pelaksanaan perintah Allah dan berbagai bentuk menjauhi larangan-Nya. Kesucian jiwa dan kebersihannya.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Mensterilkan dari kotoran yang buruk dan akhlak yang hina.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Pengendalian hawa nafsu dan penundukan syahwat.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Orang yang berpuasa melatih dirinya untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibadah puasa hakikatnya merupakan bentuk tarbiyyah (pendidikan) sosial kemasyarakatan, mendidik pelakunya menjadi insan yang peka terhadap masyarakatnya dan bentuk tarbiyyah tersebut berupa:</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Memperkuat kasih sayang dan semangat tolong menolong dalam kebaikan di antara kaum muslimin, antara si kaya dengan si miskin, karena si kaya merasakan sebagian kesulitan si miskin berupa rasa lapar saat berpuasa.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Memupuk persatuan diantara kaum Muslimin, karena mengawali puasa Ramadhan dan mengakhirinya secara bersama-sama, sahur dan buka pun pada waktu yang bersamaan.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Mengajarkan kesamaan kedudukan antara si kaya dan si miskin, pejabat dan rakyat, bangsawan bernasab tinggi, dan rakyat yang tak bernasab tinggi, tidak ada yang membedakan diantara mereka kecuali ketakwaannya. Masih banyak faidah-faidah lainnya, hal ini terisyaratkan dalam firman Allah,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui” (Al-Baqarah: 184).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Syaikh Abu Bakr Al-Jazairi dalam kitabnya Aisarut Tafasir menjelaskan bahwa ayat di atas mengisyaratkan kepada faidah-faidah puasa yang banyak, baik faidah diniyyah (Agama) maupun Ijtima’iyyah (sosial kemasyarakatan).</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Jadi, sosok insan yang berpuasa dengan puasa yang benar dan sempurna akan menghasilkan berbagai bentuk ketakwaan, namun sebaliknya, jika puasa seseorang tidak membuahkan berbagai bentuk ketakwaan maka curigailah puasanya tersebut! Bukan mustahil yang didapatkannya adalah haus dan lapar saja!</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Secara lahiriyyah ia berpuasa, namun hakikatnya ia tidak berpuasa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga” (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim dan dia menshahihkannya. Al-Albani mengatakan hasan sahih)</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Alangkah indahnya ungkapan Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah dalam  kitabnya Al-Ubudiyyah:</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فالعاقل ينظر إلى الحقائق لا إلى الظواهر</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“(Ciri khas) orang yang berakal adalah melihat hakikat (sesuatu), tidak terjebak dengan lahiriyyahnya”.</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>Puasa yang sempurna adalah puasa lahir dan batin</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">هذا هو الصَّوم المشروع لا مجرَّد الإمساك عن الطَّعام والشَّراب</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Inilah sesungguhnya puasa yang disyari’atkan, ia tidak sekedar menahan dari makan dan minum!”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">demikian tutur seorang Imam besar, dokter hati kaum Muslimin, Ibnul Qoyyim rahimahullah.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Memang demikian, sesungguhnya puasa yang disyari’atkan bukanlah sekedar menahan dari makan dan minum, namun hakikatnya adalah puasa yang meliputi dua dimensi sekaligus, lahir maupun batin. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah dari dulu telah menjelaskan tentang hakikat puasa yang memiliki dua dimensi ini sekaligus.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Berikut ini nukilan dari beberapa ulama rahimahumullah tentang hal itu. Al-Allamah Ahmad Syakir rahimahullah ketika menyesalkan banyaknya kebiasaan puasa yang dilakukan oleh sebagian kaum Muslimin yang bertentangan dengan hakikat puasa itu sendiri mengatakan,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">إنِّي أرى في كثير ممَّا اتَّخذنا من العادات في الصَّوم ما ينافي حقيقته، بل ما يحبط الأجر عليه، بل ما يزيد الإنسان إثمًا</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Sesungguhnya saya melihat banyak dari kebiasaan yang kita lakukan dalam berpuasa bertentangan dengan hakikat puasa, bahkan menggugurkan pahalanya, lebih dari itu, malah menyebabkan manusia bertambah dosa” (Jamharah Maqalat Ahmad Syakir: 2/692 PDF).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa adalah berpuasanya seluruh anggota tubuh</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan hakikat puasa ditinjau dari sisi anggota tubuh manusia yang ditahan dari melakukan hal-hal yang disyari’atkan untuk ditahan ketika berpuasa,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">والصَّائم هو الَّذي صامت جوارحه عن الآثام، ولسانه عن الكذب والفحش وقول الزُّور وبطنه عن الطَّعام والشَّراب وفرجه عن الرَّفَث</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Orang yang berpuasa adalah orang yang (seluruh) anggota tubuhnya berpuasa dari dosa-dosa, dan lisannya pun berpuasa dari dusta, ucapan keji dan ucapan batil, puasa perutnya dari makan dan minum, puasa kemaluannya dari bersetubuh” (Shahih Al-Wabilish Shayyib, hal. 54).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>Buah Puasa yang hakiki</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Hakikat puasa yang sempurna itu, ketika seluruh anggota tubuh sama-sama berpuasa. Jika seseorang melakukan ibadah puasa dengan bentuk yang seperti itu, maka akan didapatkan buah-buah manis seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyyim di bawah ini,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فإنْ تكلَّم لم يتكلَّم بما يجرح صومه، وإن فعل لم يفعل ما يفسد صومه، فيخرج كلامه كلُّه نافعًا صالحًا، وكذلك أعماله،</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Maka jika ia berbicara, tidaklah mengucapkan ucapan yang menodai puasanya, dan jika ia berbuat, tidaklah melakukan perbuatan yang merusak puasanya, hingga keluarlah seluruh ucapannya dalam bentuk ucapan yang bermanfaat lagi baik, demikian pula untuk perbuatannya.”</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فهي بمنزلة الرَّائحة الَّتي يشمُّها من جالس حامل المسك، كذلك من جالس الصَّائم انتفع بمجالسته، وأَمِن فيها من الزُّور والكذب والفجور والظُّلم، هذا هو الصَّوم المشروع لا مجرَّد الإمساك عن الطَّعام والشَّرا<i>ب</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Maka ucapan dan perbutannya tersebut seperti bau harum yang dicium oleh orang yang duduk menemani pembawa minyak wangi misk! Demikianlah orang yang menemani orang yang berpuasa (dengan sebenar-benar puasa), niscaya akan mengambil manfaat dari pertemanannya tersebut, ia akan merasa aman dari ucapan batil, dusta, kefajiran dan kezhaliman. Inilah sesungguhnya puasa yang disyari’atkan, ia tidak sekedar menahan dari makan dan minum” (Shahih Al-Wabilish Shayyib, hal. 54).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Mengapa bukan hanya makanan dan minuman yang tertuntut untuk ditinggalkan saat berpuasa?</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Simaklah penuturan Ibnul Qoyyim berikut ini,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فالصَّوم هو صوم الجوارح عن الآثام، وصوم البطن عن الشَّراب والطَّعام؛ فكما أنَّ الطَّعام والشَّراب يقطعه ويفسده، فهكذا الآثام تقطع ثوابَه، وتفسدُ ثمرتَه، فتُصَيِّرهبمنزلة من لم يصُم</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>“Maka puasa (yang hakiki) adalah puasanya seluruh anggota tubuh dari dosa-dosa dan puasanya perut dari minuman dan makanan.  Sebagaimana makan dan minum itu memutuskan kesahan puasa dan merusaknya, maka demikian pula dosa-dosa akan memutuskan pahala puasa dan merusak buahnya, hingga membuatnya menjadi seperti kedudukan orang yang tidak berpuasa” (Shahih Al-Wabilish Shayyib, hal.54-55).</i></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> </div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><i>I</i>tulah uraian ulama kita rahimahumullah tentang hakikat puasa. Penjelasan hal ini diambil dari dalil-dalil tentang karakteristik puasa yang benar. Insyaallah, akan penulis isyaratkan sebagian dalil-dalil tersebut pada tempatnya di seri artikel tentang hal itu.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Tahukah Anda bagaimana tingkatan orang-orang yang berpuasa itu? Simaklah keterangan berikut ini!</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Hakikat Puasa adalah puasa lahir dan batin</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Sesungguhnya puasa yang disyari’atkan bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, namun hakikatnya adalah puasa yang meliputi dua dimensi sekaligus, lahir maupun batin. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah dari dulu telah menjelaskan tentang hakikat puasa yang memiliki dua dimensi sekaligus.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibnu Qudamah rahimahullah dalam ringkasan kitab Ibnul Jauzi rahimahullah yang dinamakan Mukhtashar Minhajil Qashidin, pada hal. 44 menjelaskan tentang tingkatan puasa,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">وللصوم ثلاث مراتب: صوم العموم ، وصوم الخصوص ، وصوم خصوص الخصوص</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>Puasa memiliki tiga tingkatan:</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa umum,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa khusus, dan</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa super khusus</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Beliaupun menjelaskan satu persatu macam-macam puasa tersebut,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>1. Puasa Orang Umum</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">فأما صوم العموم: فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">“Adapun puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari menuruti selera syahwat (menahan diri dari melakukan berbagai pembatal puasa, seperti makan, minum, dan bersetubuh).”</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa jenis umum ini jelas sekali diambil dari dalil-dalil tentang adanya pembatal-pembatal puasa.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>2. Puasa Orang Khusus (VIP)</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Ibnu Qudamah rahimahullah melanjutkan penjelasannya,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">وأما صوم الخصوص: فهو كف النظر ، واللسان ، والرجل ، والسمع ، والبصر، وسائر الجوارح عن الآثام</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">“<i>Dan puasa khusus adalah menahan pandangan, lisan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota tubuh dari dosa-dosa.</i>”</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Puasa jenis khusus ini diambil dari dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hakikat disyari’atkannya puasa itu untuk sebuah hikmah meraih derajat ketakwaan dan takut kepada Allah, sehingga dengannya orang yang berpuasa bersih jiwanya dari seluruh kemaksiatan dan menjadi orang yang diridhai oleh-Nya.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">firman Allah Ta’ala,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">“<i>Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa</i>” (Al-Baqarah: 183). Lihatlah tafsirnya kembali dalam artikel pertama.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Adapun dalil-dalil lainnya, insyaallah akan diisyaratkan pada artikel selanjutnya.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;"><b>3. Puasa Super Khusus (VVIP)</b></span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">وأما صوم خصوص الخصوص: فهو صوم القلب عن الهمم الدنية ، والأفكار المبعدة عن الله ـ سبحانه وتعالى ـ ، وكفه عما سوى الله ـ سبحانه وتعالى ـ بالكلية</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">“<i>Adapun puasa super khusus adalah puasanya hati dari selera yang rendah dan pikiran yang menjauhkan hatinya dari Allah Subhanahu wa Ta’alaserta menahan hati dari berpaling kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala secara totalitas</i>”</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Adapun dalil-dalil tentang puasa super khusus ini adalah:</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Dalil-dalil tentang jenis puasa khusus yang telah disebutkan di atas dan dalil tentang bahwa baiknya hati adalah asas bagi baiknya anggota tubuh yang lainnya. Sehingga ketakwaan yang asasi adalah ketakwaan hati, maka jika hikmah disyari’atkannya puasa itu adalah untuk meraih ketakwaan, maka hakikatnya, yang pertama kali tercakup adalah ketakwaan hati, karena ketakwaan yang paling mendasar dan paling agung adalah ketakwaan hati.</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: right;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ</span></span></div> <div style="background-color: white; padding-bottom: 15px; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: Open Sans, OpenSansSemibold, Arial, sans-serif;"><span style="font-size: 13px; line-height: 22px;">“<i>Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)</i>” (HR. Bukhari dan Muslim).</span></span></div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 15px;"> Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah</div> <div style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Open Sans', OpenSansSemibold, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px; padding-bottom: 15px;"> Artikel Muslim.or.id</div>

Hakekat Puasa

Hakekat Puasa Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah. Seseorang yang beriman akan bisa mengetahui tentang ha...

Baca selengkapnya »